Hal ini dia ungkapkan ketika menyampaikan kuliah umum di Stanford University, San Fransisco, Amerika Serikat (AS) pada Rabu (15/11/2023).
Ia lantas menyebutkan, pendanaan dari negara-negara maju masih dalam bentuk utang.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini tidak memungkiri pendanaan dalam bentuk utang justru menambah beban negara-negara berkembang yang tengah berupaya mengatasi perubahan iklim.
"Sampai saat ini, yang namanya pendanaan iklim masih business as usual, masih seperti commercial banks. Padahal seharusnya lebih konstruktif, bukan dalam bentuk utang yang hanya akan menambah beban negara-negara miskin maupun negara-negara berkembang," kata Jokowi dalam kuliah umum.
Jokowi menyampaikan, dalam menangani perubahan iklim diperlukan komitmen semua negara untuk bertanggung jawab dan mengambil peran. Hal ini mengingat perubahan iklim dan transisi energi adalah isu yang sangat mendesak.
Terlebih, Indonesia adalah negara besar yang perlu pendanaan besar pula. Indonesia memiliki 17.000 pulau dengan hampir 300 juta penduduk. Negara ini memiliki 714 suku yang berbeda-beda tradisi dan budayanya, dan memiliki lebih dari 1.300 bahasa daerah.
Jokowi mengungkapkan, masalah pendanaan dan transfer teknologi menjadi yang selalu dia sampaikan saat bertemu dengan investor.
"Ini selalu menjadi tantangan besar karena memang kita butuh investasi yang sangat besar serta transfer teknologi dan kolaborasi. Inilah yang menjadi tantangan dan sering menyulitkan negara-negara berkembang," beber Jokowi.
Lebih lanjut, mantan Wali Kota Solo ini menjelaskan komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim.
Kemudian, kawasan hutan yang direhabilitasi seluas 77.000 hektare, dan hutan bakau yang direstorasi seluas 34.000 hektare.
Di sisi lain, Indonesia masih memiliki potensi energi hijau yang besar untuk bisa dimanfaatkan demi kelestarian bumi.
"Potensinya mencapai 6.300 gigawatt, dari energi matahari, air dari sungai karena kita memiliki 4.400 sungai, kemudian angin, geotermal, ombak, dan energi bio," jelas Jokowi.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi dan rombongan terbatas telah berada di Amerika sejak Minggu (12/11/2023).
Dalam kunjungannya ke Amerika kali ini, Jokowi bertemu dengan Presiden Joe Biden dan memberikan kuliah umum di Georgetown University.
Presiden Jokowi juga dijadwalkan akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC di San Francisco. Sementara itu, sebelum mengunjungi AS, Presiden Jokowi terlebih dulu menghadiri di KTT OKI di Arab Saudi pada 11-12 November 2023.
https://nasional.kompas.com/read/2023/11/16/11454601/jokowi-sebut-dana-perubahan-iklim-yang-berbentuk-utang-tambah-beban-negara