JAKARTA, KOMPAS.com - Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka merupakan satu dari tiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang berlaga pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju itu terdaftar sebagai peserta pilpres nomor urut 2. Berikut profilnya:
Koalisi partai politik
Koalisi Indonesia Maju terdiri dari empat partai politik pengusung (Parlemen), dan lima partai politik pendukung (non Parlemen). Perinciannya sebagai berikut:
Partai pengusung:
Partai pendukung
Profil Prabowo Subianto
Prabowo Subianto Djojohadikusumo lahir di Jakarta, 17 Oktober 1951. Laki-laki berusia 72 tahun ini lahir dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar.
Ayah Prabowo merupakan seorang teknokrat sekaligus akademisi dan Menteri Ekonomi Indonesia pada era Orde Lama dan Orde Baru. Sementara sang kakek, Margono Djojohadikusumo, adalah pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung pertama Indonesia.
Bersama tiga saudaranya, Prabowo banyak menghabiskan hidup di luar negeri mengikuti sang ayah yang mengasingkan diri karena berseberangan dengan pemerintahan Presiden Soekarno kala itu.
Prabowo menyelesaikan pendidikan menengahnya di Victoria Institution di Kuala Lumpur, Malaysia. Ia lantas melanjutkan studi di Zurich International School di Zurich, Swiss, serta The American School di London, Inggris, pada 1969.
Setelah Orde Lama tumbang, Prabowo dan keluarga kembali ke Indonesia. Prabowo pun melanjutkan pendidikan ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) di Magelang, Jawa Tengah, selama 1970-1974.
Tahun 1983, Prabowo yang telah berpangkat kapten lantas bertugas sebagai Wakil Komandan Kesatuan Antiteror Detasemen 81 Kopassandha. Kala itu, Prabowo berada di bawah kepemimpinan Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi kini.
Setelah Kopassus dibentuk, kesatuan antiteror tersebut dimasukkan ke dalam Kopassus menjadi Satuan-81 Penanggulangan Teror (Sat-81 Gultor) atau disebut Den 81/Antiteror kesatuan baret merah Kopassus.
Kiprah militer Prabowo kian moncer. Tahun 1985, ia dipromosikan menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad di usia 36 tahun. Pada 1987, Prabowo dipercaya menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad dengan pangkat mayor.
Ia juga pernah menjabat Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17/Kujang I/Kostrad, kemudian Komandan Group-3/Pusat Pendidikan Pasukan Khusus, Wakil Komandan Kopassus, dan Komandan Kopassus dengan pangkat Brigadir Jenderal pada 1995.
Tahun 1996, Prabowo naik pangkat menyandang gelar dua bintang atau mayor jenderal (mayjen). Bersamaan dengan itu, Prabowo menjadi Komandan Jendral (Komjen) Kopassus.
Pasca-kerusuhan Mei 1998 dan Soeharto lengser dari jabatan presiden, Prabowo dimutasi menjadi Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung, Jawa Barat. Tak lama, tepatnya 24 Agustus 1998, ia mengakhiri karier militer setelah diberhentikan/pensiun dini dari institusi tersebut.
Tuntas di militer, Prabowo bertolak ke Yordania dan Eropa untuk mengembangkan bisnisnya. Sekembalinya ke Indonesia, ia mengembangkan sejumlah usaha yang bergerak di bidang perkebunan, tambang, kelapa sawit, hingga batu bara.
Sukses sebagai pengusaha, Prabowo terjun ke politik dengan bergabung ke Partai Golkar. Prabowo langsung diberi jabatan mentereng di partai beringin sebagai anggota Dewan Penasihat Partai Golkar.
Jelang Pilpres 2004, nama Prabowo masuk dalam bursa capres Golkar. Namun, ia kalah suara dari Wiranto.
Prabowo bersama sejumlah tokoh seperti Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo, yang tak lain adik kandungnya, membidani lahirnya Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008.
Setahun setelahnya, Prabowo turut berkontestasi pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2009, sebagai cawapres pendamping capres Megawati Soekarnoputri. Namun, keduanya kalah oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Boediono.
Prabowo terpilih sebagai Ketua Umum Partai Gerindra pada 20 September 2014, menggantikan Suhardi yang saat itu tutup usia.
Pada tahun yang sama, ia kembali menjajal peruntungan di pilpres dengan mencalonkan diri sebagai presiden berpasangan dengan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) kala itu, Hatta Rajasa. Namun, keduanya terpaksa gigit jari karena kalah suara dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Tak menyerah, Prabowo kembali berlaga sebagai capres pada Pilpres 2019 dengan menggandeng Sandiaga Uno. Keberuntungan lagi-lagi tak berpihak karena ia harus kalah dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Meski demikian, Prabowo dipercaya oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju sejak Oktober 2019. Jabatan menteri sekaligus pimpinan Gerindra masih Prabowo emban hingga saat ini.
Profil Gibran Rakabuming Raka
Gibran Rakabuming Raka lahir di Surakarta, 1 Oktober 1987. Putra sulung Presiden Joko Widodo dan Iriana itu saat ini berusia 36 tahun.
Gibran memulai pendidikan sekolah dasarnya di SD Negeri Mangkubumen Kidul Surakarta. Ia lantas melanjutkan studi ke SMP Negeri 1 Surakarta.
Pendidikan SMA ditempuh Gibran tahun 2002 di Orchid Park Secondary School di Singapura. Setelahnya, ia melanjutkan kuliah di Management Development Institute of Singapore pada 2007.
Gibran lalu meneruskan studinya di University of Technology Insearch, Sydney, Australia, dan lulus pada 2010.
Kian percaya diri, Gibran merintis Markobar alias Martabak Kota Barat di Kota Solo, yang selanjutnya membuka cabang di beberapa kota besar. Gibran juga memiliki sejumlah usaha lain di bidang kuliner, seperti, resto makanan Italia bernama "Pasta Buntel", kedai kopi, dan ceker ayam bakar.
Selain bisnis kuliner, pada 2016, Gibran membuka "Icolor", usaha reparasi produk elektronik Apple yang kini sudah tersebar di berbagai kota di Indonesia. Ia juga membuat jas hujan bermerek “Tugas Negara Bos”.
Tahun 2018, Gibran bersama pengusaha Kevin Susanto meluncurkan start up kuliner bernama "Goola" yang menjual minuman tradisional es doger yang dikemas lebih modern. Goola mendapat pendanaan dari Alpha JWC Ventures sebesar 5 juta Dollar AS atau setara Rp 70 miliar.
Terus berkembang, pada 2019, Gibran bersama sang adik, Kaesang Pangarep, dan chef Arnold Poernomo, mendirikan usaha makanan “Mangkok Ku”. Gibran dan Kaesang juga membuat produk minuman dan makanan ringan bernama “Ngedrink” dan “Kemripik”.
Bersama adilknya, Gibran juga membuat aplikasi market place untuk kuliner di Semarang yang diberi nama “Madhang”. Keduanya juga membangun aplikasi pencari kerja “Kerjaholic” yang menghubungkan pencari kerja dengan pihak yang sedang mencari pekerjaan lepas atau paruh waktu.
Selain itu, Gibran memiliki usaha pertambangan di bawah bendera PT Rakabu Sejahtera. Namanya pernah tercatat sebagai pemegang saham dan komisaris perusahaan tersebut.
Sempat mengaku tak tertarik dengan politik, Gibran mengikuti jejak sang ayah, bergabung dengan PDI Perjuangan, pada September 2019.
Saat itu, Gibran langsung mendapat kepercayaan PDI-P untuk diusung sebagai calon Wali Kota Surakarta pada Pilkada 2020. Ia dipasangkan dengan Teguh Prakosa.
Debut di politik, Gibran mendulang kesuksesan dengan menang telak di Pilkada Surakarta, mengantongi 86,5 persen suara. Ia dan Teguh pun dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Surakarta pada 26 Februari 2021.
Jabatan Wali Kota Surakarta masih Gibran emban hingga saat ini. Gibran juga belum mengundurkan diri dari PDI-P meski menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Tim kampanye
Pemenangan Prabowo-Gibran pada Pilpres 2024 didukung oleh 270 orang yang tergabung dalam Tim Kampanye Nasional (TKN). TKN Prabowo-Gibran dipimpin oleh mantan Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani dan nama-nama tenar lainnya, di antaranya:
Ketua TKN:
Dewan Pembina:
Dewan Pengarah
Wakil Ketua Dewan Pengarah:
Selengkapnya, nama-nama TKN Prabowo-Gibran dapat disimak di tautan berikut: susunan TKN Prabowo-Gibran.
https://nasional.kompas.com/read/2023/11/15/12054791/profil-capres-cawapres-nomor-urut-2-prabowo-gibran-parpol-pendukung-dan