Adapun shalat gaib merupakan shalat jenazah yang ditujukan untuk orang meninggal dunia sementara mayat berada di lokasi berjauhan.
"Menyerukan kepada seluruh umat Islam khususnya warga Nahdlatul Ulama untuk menyelenggarakan shalat gaib dan doa bersama dengan mendoakan para syuhada dan korban jiwa akibat ekskalasi kekerasan kekerasan yang terjadi di Palestina," kata Gus Yahya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023).
PBNU juga menyerukan jemaah nahdliyin melaksanakan qunut nazilah sebagai bagian dari upaya agar bencana kemanusiaan yang tengah terjadi di Timur Tengah itu segera berhenti.
Adapun qunut nazilah biasa dibaca untuk memohon perlindungan untuk suatu kelompok muslim yang tengah tertindas.
"Agar bencana karena saat ini segera berhenti," ujar Gus Yahya.
Gus Yahya juga mengajak jemaah NU menggalang dana kemanusiaan untuk membantu warga Palestina dengan cara berinfak pada Jumat pekan ini.
Dana yang terkumpul kemudian dikoordinasikan dan disalurkan melalui Lembaga Zakat, Infaq, dan sedekah NU (Lazisnu).
"Sebagian dari solidaritas kemanusiaan dan perwujutan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan)," tutur Gus Yahya.
Diketahui, Israel mulai melancarkan perang terhadap Hamas di Palestina pada 7 Oktober lalu.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan, sebanyak 203 sekolah dan 80 kantor pemerintah juga telah hancur dalam tiga pekan terakhir.
Sebagaimana diberitakan Al Jazeera Arabic, Direktur Kantor Media Pemerintah Gaza Salama Maarouf menyebutkan bahwa 220.000 unit rumah rusak dan 32.000 bangunan hancur total akibat pengeboman besar-besaran oleh Israel.
Sedangkan terkait dengan korban jiwa, lebih dari 8.000 orang dilaporkan telah tewas di Gaza sejak 7 Oktober 2023, termasuk lebih dari 3.000 anak-anak dan lebih dari 2.000 perempuan.
Di sisi Israel, ada sedikitnya 1.400 orang yang dilaporkan tewas saat Hamas menyerbu pada awal Oktober lalu.
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/31/16070251/pbnu-kembali-serukan-shalat-gaib-dan-qunut-nazilah-untuk-korban-perang