Salin Artikel

Polisi Diduga Langgar Prosedur, Koalisi Ungkap 6 Temuan Bentrok di Seruyan

Tim advokasi solidaritas untuk Bangkal yang merupakan gabungan 15 organisasi masyarakat sipil ini menyoroti soal pengerahan aparat yang menyebabkan korban tewas dan luka berat dalam bentrok tersebut.

Koordinator Koalisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Dimas Bagus Arya Saputra mengatakan, ada enam temuan awal dari peristiwa yang terjadi di Seruyan.

Pertama, pengerahan aparat secara berlebihan.

Dengan berlandasan surat perintah Nomor/1377/IX/PAM.3.2./2023 tanggal 27 September dari Polda Kalteng, yang ditandatangani oleh Karoops Polda Kalteng.

"Setidaknya 440 anggota Kepolisian ditugaskan sebagai Bantuan Kendali Operasi (BKO)," kata Dimas dalam jumpa pers di Sekretariat AMAN, Jakarta, Minggu (15/10/2023).

Kedua, penggunaan senjata api dan gas air mata secara sewenang-wenang.

"Penggunaan senjata api dan gas air mata secara sewenang-wenang sangat tampak dalam peristiwa penembakan terhadap demonstran pada 21 dan 23 September 2023 serta 7 Oktober 2023," ucap Dimas.

Ketiga, timbulnya jumlah korban jiwa dan luka.

Dimas menyampaikan, pada aksi massa 7 Oktober 2023 terdapat korban jiwa dan luka yang diduga kuat akibat peluru tajam. Selain itu, korban luka sebanyak dua orang warga akibat peluru karet pada 23 September 2023 dan adanya korban akibat gas air mata.

"Korban jiwa akibat penembakan peluru tajam tersebut menimpa warga komunitas adat bangkal bernama Gijik," ucapnya.

Keempat, penangkapan dan upaya paksa sewenang-wenang.

Dimas menjelaskan terdapat 20 orang demonstran yang ditangkap oleh kepolisian, dan diantaranya mengalami tindak penyiksaan seperti dipopor senjata sebanyak empat kali.

"J (50), J (60), S (65), A (55), JO (35), S (41), K (48), M (60), M (masih kelas 3 SMA), S (30), K (27). Satu orang warga Desa Sembuluh, empat orang warga Desa Pondok Damar, empat orang warga Desa Terawan," papar Dimas.

Kelima, perusakan terhadap kendaraan milik warga.

"Kami juga menemukan fakta bahwa terdapat perusakan sejumlah kendaraan mobil dan motor milik warga masyarakat yang sempat digunakan untuk memobilisasi masa," kata Dimas.

Keenam, pernyataan aparat yang keliru dan menyesatkan.

Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah, Kombes Erlan Munaji, membenarkan telah terjadi bentrok antara warga dan polisi di lokasi perkebunan sawit tersebut.

Erlan menjelaskan, bentrok pecah pada Sabtu siang sekitar pukul 12.30 WIB.

Saat itu, kata Erlan, polisi sedang melakukan pengamanan konflik di lahan perkebunan milik PT. Hamparan Masawit Bangun Persada 1. Menurut versi polisi, sejumlah warga mengadang aparat sambil membawa ketapel dan tombak.

"Sehingga terpaksa diamankan, namun warga tidak terima sehingga warga melakukan perlawanan dan menyerang petugas," kata dia kepada Kompas.com, Sabtu.

Bentrokan pun tidak terhindarkan. Akibatnya satu orang warga tewas diduga tertembak, sementara 1 orang lainnya mengalami luka berat. Mereka kini telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.

https://nasional.kompas.com/read/2023/10/15/21351711/polisi-diduga-langgar-prosedur-koalisi-ungkap-6-temuan-bentrok-di-seruyan

Terkini Lainnya

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Airlangga Yakin Terpilih Kembali Jadi Ketum Golkar Secara Aklamasi

Nasional
Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Diberi Tugas Maju Pilkada Banten, Airin Ucapkan Terima Kasih ke Airlangga

Nasional
PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

PKS: Pasangan Sohibul Iman untuk Pilkada Jakarta Tunggu Koalisi Terbentuk

Nasional
Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Optimalkan Pengelolaan, Kemenag Siapkan Peta Jalan Zakat Nasional 2025-2045

Nasional
Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Golkar Tugaskan Airin Rachmi Diany jadi Calon Gubernur Banten

Nasional
PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

PP KPPG Dukung Airlangga Hartarto Kembali Jadi Ketum Partai Golkar

Nasional
Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Usung La Nyalla, Nono, Elviana, dan Tamsil, Fahira Idris: DPD Butuh Banyak Terobosan

Nasional
VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

VoB Bakal Sampaikan Kritik Genosida Hingga Lingkungan di Glastonbury Festival

Nasional
La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

La Nyalla Sebut Amendemen UUD 1945 Jadi Prioritas DPD

Nasional
La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

La Nyalla Akan Ajak Prabowo Kembalikan UUD 1945 ke Naskah Asli

Nasional
Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Puluhan Anggota DPD Dukung La Nyalla Jadi Ketua Meski Suara Komeng Lebih Banyak

Nasional
Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Kemensos Bantah Bansos Salah Sasaran, Klaim Data Diperbarui Tiap Bulan

Nasional
Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Digitalisasi dan Riset Teknologi, Kunci Utama Kinerja Positif Pertamina Sepanjang 2023

Nasional
Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Kaget PDI-P Ingin Usung Anies, Ketua Nasdem Jakarta: Wow, Ada Apa Nih?

Nasional
Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Jemaah Haji Diimbau Patuhi Jadwal Kepulangan ke Tanah Air

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke