Ma'ruf menuturkan, ketika gerakan ekonomi syariah dimulai pada tahun 2000, banyak masyarakat yang sangsi bahwa bank bersistem syariah bisa berdiri dan beroperasi di Indonesia.
"Dulu kita mulai tahun 2000, kita sebut sebagai gerakan memasyarakatkan ekonomi syariah dan mensyariahkan ekonomi masyarakat," kata Ma'ruf dalam acara Ijtima Sanawi atau Pertemuan Tahunan Dewan Pengawas Syariah 2023 di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (13/10/2023).
"Waktu itu masih sepi, bahkan banyak orang pesimis, apakah bisa bank tanpa bunga dan sebagainya. Saya bilang, insya Allah bisa," ujar dia.
Ma'ruf mengatakan, ketika itu ia hanya berpesan agar gerakan ekonomi syariah segera dimulai.
Sebab, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia ini percaya, upaya tersebut kelak akan mendapat pertolongan.
"Saya bilang yang penting kita bikin gerakan ekonomi, nanti Allah yang akan memberikan pertolongannya, pengembangan ekonomi syariah pada waktu itu," kata dia.
Ma'ruf menuturkan, ekonomi syariah kini telah menjadi sebuah sistem di tingkat nasional dengan dibentuknya Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
Pemerintah juga telah membentuk Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) di 22 provinsi.
"DPS-nya dulu belum sebanyak ini, sekarang berapa? 300 lebih, sudah bisa bikin partai politik sendiri itu. Alhamdulillah ekonomi dan keuangan syariah ini sekarang berkembang," kata Ma'ruf.
Ia mengatakan, fokus sektor ekonomi dan keuangan syariah saat ini juga sudah berkembang ke industri halal, industri keuangan, dana sosial syariah, dan bisnis syariah.
"Jadi, Alhamdulillah ini. Oleh karena itu kita yakin ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, dengan potensi penduduknya yang besar, insya Allah akan terus berkembang," ujar Ma'ruf.
https://nasional.kompas.com/read/2023/10/13/16434851/wapres-dulu-banyak-orang-pesimis-apa-bisa-bank-tanpa-bunga