Salin Artikel

Bayi 8 Bulan yang Terkena Gas Air Mata Saat Kericuhan di Rempang, Kini Kondisinya Membaik

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkapkan kondisi bayi berusia 8 bulan yang terkena gas air mata dalam konflik penolakan proyek strategis nasional (PSN) Rempang Eco City di Pulau Rempang, Batam.

Awalnya Komnas HAM menyebut menemukan sebuah fakta dari keterangan masyarakat ada korban bayi berusia 8 bulan yang sesak nagas karena gas air mata yang dilontarkan kepolisian.

"Komnas HAM menemukan korban (luka) bayi berusia 8 bulan yang terdampak hebat terkait penggunaan gas air mata pada peristiwa (bentrok) 7 September di sekitar SDN 24 Galang," ujar Komisioner Komnas HAM Saurin P Siagian dalam konferensi pers, Jumat (22/9/2023).

Setelah ditelusuri lebih dalam, Komisioner Komnas HAM Putu Elvina mengatakan kondisi bayi sesak akibat gas air mata itu berhasil diselamatkan oleh tim medis.

Komnas HAM melakukan kunjungan dan mewawancarai langsung orangtua bayi dan menggali kondisi bayi tersebut saat terjadi bentrokan.

"Itu benar dinyatakan bahwa bayi tersebut menderita sesak napas hebat karena gas air mata tersebut," katanya.

Putu kemudian menyebut orangtua bayi berlari meminta bantuan dan dibantu oleh seorang marinir yang kebetulan berada di lokasi.

Komnas HAM kemudian mencoba melihat secara langsung kondisi bayinya dan kini sudah baik-baik saja.

"Sesudah ke rumah sakit, dan kembali, saat ini dalam kondisi baik," pungkas dia.

Sebelumnya diketahui nama orangtua bayi tersebut adalah Herman, warga Galang yang rumahnya berada tak jauh dari Jembatan 4 Barelang, Batam tempat terjadinya bentrok penolakan PSN Rempang Eco City, 7 September 2023.

Anaknya beriusia 8 bulan bernama Algifari pingsan dan bola matanya memutih lantaran menghirup asap pekat gas air mata yang dilepaskan aparat gabungan TNI-Polri.

Dalam situasi yang tak kondusif, Herman menggendong bayinya merangsek keluar rumah.

Ia berteriak sekeras-kerasnya di tengah kekacauan tersebut.

"Anak saya enggak bisa bernapas, tolong anak saya," seru Herman sepanjang jalan diikuti sang istri di belakangnya.

Wanita yang mengenakan baju kaus merah muda tersebut tak kalah panik dengan Herman. Sebagai ibu, ia mencemaskan anaknya.

"Ya, Tuhan anak saya, enggak bergerak," serunya.

Herman dan istrinya jadi sontak jadi pusat perhatian. Bukan hanya warga yang unjuk rasa, tapi juga anggota Brimob Polda Kepri.

Adapun bentrokan terjadi antara warga Pulau Rempang, Batam, dengan tim gabungan aparat penegak hukum pada Kamis (7/9/2023).

Bentrokan ini terjadi karena warga menolak pengembangan kawasan ekonomi Rempang Eco City di lokasi tersebut.

Petugas gabungan mendatangi lokasi pukul 10.00 WIB, sedangkan ratusan warga memblokir jalan mulai dari Jembatan 4.

Warga menolak masuknya tim gabungan yang hendak mengukur lahan dan memasang patok di Pulau Rempang.

Pemblokiran kemudian dilakukan dengan membakar sejumlah ban dan merobohkan pohon di akses jalan masuk menuju Rempang.

https://nasional.kompas.com/read/2023/09/22/22415571/bayi-8-bulan-yang-terkena-gas-air-mata-saat-kericuhan-di-rempang-kini

Terkini Lainnya

Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Hari ke-10 Keberangkatan Haji: 63.820 Jemaah Tiba di Madinah, 7 Orang Wafat

Nasional
Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Jokowi: Butuh 56 Bangunan Penahan Lahar Dingin Gunung Marapi, Saat Ini Baru Ada 2

Nasional
Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Kapal Perang Perancis FREMM Bretagne D655 Bersandar di Jakarta, Prajurit Marinir Berjaga

Nasional
Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Erupsi Gunung Ibu, BNPB Kirim 16 Juta Ton Bantuan Logistik untuk 1.554 Pengungsi

Nasional
Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Pesawat Terlambat Bisa Pengaruhi Layanan Jemaah Haji di Makkah

Nasional
Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Indonesia-Vietnam Kerja Sama Pencarian Buron hingga Perlindungan Warga Negara

Nasional
Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Survei IDEAS: Penghasilan 74 Persen Guru Honorer di Bawah Rp 2 Juta

Nasional
Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Dewas KPK Tunda Putusan Sidang Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron

Nasional
Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Jokowi Minta Relokasi Rumah Warga Terdampak Banjir di Sumbar Segera Dimulai

Nasional
JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

JK Sampaikan Duka Cita Wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Nasional
PKS: Kami Berharap Pak Anies Akan Dukung Kader PKS Sebagai Cagub DKJ

PKS: Kami Berharap Pak Anies Akan Dukung Kader PKS Sebagai Cagub DKJ

Nasional
Pilih Bungkam Usai Rapat dengan Komisi X DPR soal UKT, Nadiem: Mohon Maaf

Pilih Bungkam Usai Rapat dengan Komisi X DPR soal UKT, Nadiem: Mohon Maaf

Nasional
Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Anggota DPR Cecar Nadiem soal Pejabat Kemendikbud Sebut Pendidikan Tinggi Sifatnya Tersier

Nasional
Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Jokowi Disebut Berpotensi Masuk Partai Lain Usai Bobby Gabung Gerindra

Nasional
Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Jokowi Minta Pembangunan Jalan-Jembatan Darurat di Daerah Terdampak Banjir Sumbar Segera Tuntas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke