JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar begitu percaya diri menghadapi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Dia bilang, koalisi mana pun yang didukung oleh PKB bakal memenangkan pertarungan.
Adapun pada Pilpres 2024, PKB berkoalisi bersama Partai Gerindra, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Koalisi keempat partai mendukung Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres).
“Saya akan menjamin, sebagai ketua umum, siapa pun yang bersama PKB, dialah pemenang Pilpres 2024,” kata Muhaimin saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PKB di kantor DPP PKB Jakarta, Senin (28/8/2023).
Muhaimin mengeklaim bahwa dukungan publik untuk PKB kian menguat. Dia menyinggung hasil survei Litbang Kompas periode Agustus 2023 yang menunjukkan tingkat elektoral PKB di urutan ketiga teratas dengan raihan 7,6 persen.
Dengan modal besar tersebut, Muhaimin yakin PKB bersama koalisinya bakal memenangkan pemilu presiden mendatang.
“Insya Allah dalam dinamika pilpres itu PKB dibutuhkan oleh seluruh kekuatan untuk diajak ke mana-mana,” ujarnya.
Narasi ini tak cuma sekali disampaikan Muhaimin. Beberapa waktu lalu, Cak Imin, demikian sapaan akrabnya, mengaku optimistis partainya bakal kembali mencetak sejarah kemenangan.
"Kita akan cetak sejarah ke-4 kalinya, siapa pun yang bergandengan dengan PKB yakin menang," kata Imin saat berpidato dalam Rapat Koordinasi Caleg PKB se-Kalimantan Selatan di Kota Tanahbumbu, Rabu (15/3/2023).
Saat itu, Muhaimin juga menyinggung hasil survei yang memperlihatkan peningkatan elektabilitas PKB. Oleh karenanya, Imin mengajak jajaran kader PKB untuk terus bekerja keras.
"Insya Allah tren kecenderungan kalau kerja keras bisa menang. Pengurus gerak, anggota legislatif, eksekutif, bupati, wali kota dan semua kepala daerah dari PKB gerak," katanya.
Wakil Ketua DPR RI itu bahkan berani menjamin bahwa bakal capres yang didukung PKB, Prabowo Subianto, memenangkan Pilpres 2024. Asal, dirinya dipercaya sebagai calon wakil presiden (cawapres)
“Pokoknya Pak Prabowo akan menang kalau wapresnya kita,” kata Muhaimin di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (20/8/2023).
Jejak kemenangan PKB
Klaim Cak Imin itu memang ada benarnya. Sedikitnya, pada empat pemilu presiden lalu, PKB berada di gerbong koalisi yang memenangkan kontestasi.
Pada Pilpres 2004 putaran kedua, misalnya, PKB mendukung pasangan capres-cawapres Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla. Saat itu, SBY-JK juga didukung oleh Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), PAN, Partai Bulan Bintang (PBB), serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
SBY-JK berhasil memenangkan pertarungan dengan perolehan suara 69.266.350 atau 60,62 persen, mengungguli pasangan Megawati Soekarnoputri-Hasyim Muzadi yang mendapat 44.990.704 suara atau 39,38 persen.
Lagi-lagi, SBY keluar sebagai pemenang dengan mengantongi 73.874.562 atau 60,8 persen suara, unggul telak dari Megawati-Prabowo yang mendapat 32.548.105 atau 26,79 persen suara, juga Jusuf Kalla-Wiranto yang memperoleh 15.081.814 atau 12,41 suara.
Kemudian, pada Pilpres 2014, PKB merapatkan barisan ke koalisi pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla. Koalisi tersebut beranggotakan PDI-P, PKB, Nasdem, Hanura, dan PKPI.
Jokowi-JK yang mengantongi 70.997.833 atau 53,15 persen suara berhasil memenangkan pemilihan lantaran melampaui perolehan suara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang mendulang 62.576.444 atau 46,85 persen suara.
Adapun pada Pilpres 2019, PKB kembali berada di barisan koalisi pendukung Jokowi yang berpasangan dengan Ma’ruf Amin. Selain PKB, Jokowi-Ma’ruf didukung oleh PDI-P, Partai Golkar, Partai Nasdem, PPP, Partai Hanura, PKPI, Partai Perindo, PBB, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Koalisi Jokowi-Ma’ruf memenangkan pertarungan dengan mengantongi 85.607.362 atau 55,50 suara, mengungguli Prabowo-Sandiaga Uno yang mendulang 68.650.239 atau 44,50 persen suara.
PKB kunci
Kemenangan PKB secara berturut-turut pada empat pemilu presiden dinilai tak lepas dari massa pendukungnya yang mayoritas dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU).
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno mengatakan, PKB merupakan “anak kandung” yang dilahirkan dari rahim NU. Oleh karenanya, pemilih PKB adalah mereka yang terafiliasi dengan NU.
“Jadi, muara politik kaum Nahdliyin adalah PKB. Dan partai yang bisa mengonsolidasi dukungan kalangan NU adalah PKB,” kata Adi kepada Kompas.com, Senin (28/8/2023).
Tak hanya itu, kata Adi, PKB merupakan partai politik Islam paling kuat saat ini. Basis konstituen terkuat PKB tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dua provinsi dengan jumlah pemilih terbanyak.
“Suara NU yang ke PKB jadi kunci kemenangan,” ujar Adi.
Bergabungnya PKB ke koalisi pendukung Prabowo pun dinilai mampu menutup kelemahan Ketua Umum Partai Gerindra itu. Pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019, Prabowo lemah di kalangan pemilih NU, khususnya di Jatim dan Jateng.
Oleh karenanya, dengan amunisi tambahan dari PKB, besar kemungkinan pemilih dari kalangan NU menjatuhkan pilihan ke Prabowo.
“Wajar jika kemudian PKB sangat confident jika Prabowo ingin menang harus dengan PKB,” tuturnya.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/29/05200081/pedenya-cak-imin-janjikan-kemenangan-capres-yang-koalisi-dengan-pkb-