Diketahui, kontingen pramuka Indonesia dipindahkan ke asrama untuk menghindari potensi Topan Khanun yang diprediksi melintas di lokasi Jambore Pramuka Dunia 2023 di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan pada 9-10 Agustus 2023.
Berthold mengatakan, kondisi kontingen yang beranggotakan 1.569 orang itu dalam keadaan baik.
"Saat ini semua anggota kontingen Indonesia dalam keadaan baik," kata Berthold dalam siaran pers, Rabu (9/8/2023).
Ia juga mengatakan, pemindahan kontingan seluruh negara diputuskan oleh pemerintah Korea Selatan. Seluruhnya berjumlah 39.000 peserta dari 155 negara.
Kontingen Indonesia, menurutnya, bersama beberapa kontingen negara lainnya mendapatkan tempat penampungan di Asrama Universitas Wonkwang.
Proses pemindahan sendiri dimulai pada 8 Agustus 2023 pukul 08.00, dan dimulai dengan menggunakan sekitar 1.000 bus mengangkut seluruh peserta yang berusia 14-17 tahun.
"Setelah itu, baru orang dewasa dipindahkan pula. Bus terakhir yang membawa kontingen Indonesia keluar dari perkemahan pada pukul 18.25 waktu Korea. Saat ini, seluruh anggota kontingen Indonesia sudah aman di tempat penampungan," ujarnya.
Berthold mengungkapkan, Kedutaan Besar RI di Seoul juga membantu kegiatan pemindahan kontingen pramuka Indonesia.
Kedutaan mengerahkan staf dan para mahasiswa Indonesia di Korea Selatan yang fasih berbahasa Korea, agar pemindahan berjalan lancar tanpa kendala.
Lebih lanjut, ia mengatakan, kegiatan Jambore akan berlanjut dengan kunjungan wisata ke beberapa tempat pada Rabu (9/8/2023).
Menurutnya, penutupan Jambore tetap sesuai jadwal pada 11 Agustus 2023. Acara penutupan akan dimeriahkan oleh konser KPop, dan dilaksanakan di Sang-am World Cup Stadium di Seoul, mulai pukul 18.30 waktu setempat.
"Kontingen Indonesia akan meninggalkan Korea Selatan untuk kembali ke Tanah Air, sesuai jadwal penerbangan masing-masing, yaitu pada 12,13, dan 14 Agustus 2023," katanya.
Namun, dilansir dari The Guardian, para peserta terpaksa berhadapan dengan cuaca panas dengan suhu mencapai 38 derajat celsius dan kelembapan tinggi. Hal ini menyebabkan sekitar 400 peserta dilarikan ke rumah sakit dengan gejala ringan, seperti sakit kepala, pusing, dan kelelahan.
Kondisi itu diperparah dengan fasilitas perkemahan yang kurang memadai, sanitasi buruk, area tergenang banjir, makanan terbatas, dan toilet kotor.
Oleh karenanya, sejumlah negara mulai menarik kontingen mereka dari lokasi perkemahan. Salah satunya Inggris, mengumumkan sekitar 4.000 anak dan sukarelawan yang menghadiri jambore akan ditarik dan pindah ke hotel di Seoul.
Ditambah lagi, ada peringatan bahaya topan khanun sehingga Jambore di lokasi perkemahan diakhir lebih awal dari jadwal.
https://nasional.kompas.com/read/2023/08/09/12162161/1569-kontingen-pramuka-ri-tiba-dengan-selamat-di-asrama-universitas-wonkwang