JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menjelaskan soal pertemuannya dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/7/2023) kemarin.
Dalam sejumlah pemberitaan, disebutkan bahwa pertemuan tersebut berlangsung cukup lama.
Menurut Jokowi, pertemuan itu dalam rangka membahas persoalan dana hasil ekspor (DHE).
"Oh itu rapat kok," ujar Jokowi sambil saat memberikan keterangan pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (27/7/2023).
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia yang turut mendampingi Presiden saat memberikan keterangan terlihat tertawa terbahak-bahak saat awak media mempertanyakan pertemuan itu.
Ia juga sempat menyebut bahwa berdasarkan pemberitaan media, pertemuan Airlangga dan Presiden berlangsung selama 3,5 jam.
"Katanya (media) rapatnya 3,5 jam," celetuk Bahlil.
Presiden kemudian membantahnya. Ia hanya menyebut bahwa pertemuan kemarin membahas soal DHE.
"Ora, ora (tidak,tidak 3,5 jam). Rapat DHE dana hasil ekspor. Sudah dua kali kita pagu indikatif," jelasnya.
Sejurus dengan itu, Bahlil kembali mengungkap bahwa pertemuan itu berlangsung singkat, bukan 3,5 jam seperti yang diberitakan.
"Jadi bukan pertemuan 3,5 jam, (tapi) 3 menit kita sambil ngobrol saja," katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang berada di samping Presiden menjelaskan bahwa DHE sangat penting.
Sebab DHE yang berasal dari ekspor hasil tambang menurutnya bermanfaat untuk keuangan negara.
"DHE itu sangat penting. DHE itu bisa dana yang diputar tinggal di Indonesia dari ekspor dari tambang-tambang itu bisa sampai Rp 9 miliar per tahun," tutur Luhut.
Sebelumnya, Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu menemui Presiden di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
Pertemuan tersebut terjadi usai Airlangga mengikuti rapat terbatas (ratas) yang membahas pagu anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 dengan para menteri Kabinet Indonesia Maju.
Pantauan Kompas.com, ratas berlangsung sekitar pukul 14.30 WIB hingga 15.18 WIB. Seusai ratas, para menteri Kabinet Indonesia Maju keluar terlebih dahulu dari dalam istana. Mereka di antaranya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menko Polhukam Mahfud MD, Menko PMK Muhadjir Effendy, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Mensos Tri Rismaharini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, dan Wamenkes Dante Saksono.
Setelah para menteri meninggalkan istana dengan mobil dinas masing-masing, hanya tersisa mobil yang membawa Airlangga saat datang ke istana. Mobil hitam tersebut berpelat nomor biasa.
Hal tersebut berbeda dengan kebiasaan Airlangga saat hadir di istana, yang memakai mobil dinas menteri dengan pelat mobil RI 15.
Wartawan pun menanti Airlangga keluar dari istana. Di sela-sela menunggu, tampak anggota Komisi III DPR yang juga politikus PDI-P Johan Budi yang berjalan masuk ke dalam istana sekitar pukul 15.43 WIB.
Kepada awak media, Johan Budi mengaku akan bertemu Presiden Jokowi. Kemudian, Johan Budi terpantau keluar istana pukul 16.34 WIB.
Saat ditanya wartawan apakah bertemu Airlangga di dalam istana, Johan Budi menjawab tidak.
"Tidak, tidak (bertemu)," katanya.
Sekitar 20 menit setelah itu, yakni pukul 16.54 WIB, Airlangga Hartarto keluar dari istana. Awak media langsung mengerubunginya untuk meminta pernyataan soal kericuhan yang baru saja terjadi di acara diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) pada Rabu siang.
"Pak, bagaimana tanggapannya soal kericuhan yang baru saja terjadi di acara GMPG?" tanya salah seorang wartawan.
Airlangga menjawab belum memantau hal tersebut.
"Wah saya belum tahu," ujar Airlangga.
Ketika ditanya lagi soal apakah akan segera memonitor kericuhan yang terjadi, Airlangga menyatakan belum melakukannya.
"Kita belum monitor. Baru keluar dari sini," katanya.
Kemudian, saat ditanya apa yang dibahas dengan Presiden Jokowi dalam pertemuan selama satu jam lebih, Airlangga menyinggung soal Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa pertemuan dengan Jokowi membahas soal devisa hasil ekspor.
"Kita sudah terima surat dari OECD yang menyambut baik Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang masuk," ujar Airlangga.
"Dan itu sudah diinformasikan kepada seluruh anggota OECD dan akan dibuat roadmap untuk menjadi member," katanya lagi.
Kemudian, saat ditanya soal apakah kondisi Golkar saat ini dibahas bersama Presiden Jokowi, Airlangga tidak menjawab. Ia hanya merespons saat ditanya soal bagaimana pandangannya soal kondisi Golkar saat ini.
"Aman terkendali," kata Airlangga.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/27/14003551/jokowi-bantah-bertemu-berjam-jam-dengan-airlangga-rapat-dhe