Hal tersebut Alissa sampaikan saat menghadiri acara 'Launching Kampung Moderasi Beragama' di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Rabu (26/7/2023).
"Kita tahu kan sekarang kasus-kasus intoleransi. Banyak sekali sikap beragama secara eksklusif enggak ingin ada orang dari agama yang lain ada di lingkungan sekitar itu sangat tinggi. Di riset-riset juga banyak pelajar, guru di kantor dan segala macam," ujar Alissa.
Kemudian, Alissa meminta agar sentimen mengenai keberagaman agama tidak dipakai oleh para calon maupun pendukung di Pemilu 2024.
Dia menegaskan para calon yang maju harus berkontestasi secara murni, yakni adu gagasan.
"Itu lebih baik daripada menggunakan sentimen agama. Ini yang terjadi, 'saya lebih soleh daripada itu', misalnya. Nanti ditakut-takutin, misalnya satu agama saja juga ada gitunya, 'oh, dia itu antek barat, inilah'. Itu kan ngerusak banget," tutur dia.
Alissa mengingatkan bahwa jabatan pemilu hanya dipakai untuk 5 tahun ke depan.
Dia mewanti-wanti jangan sampai ada calon yang membuat Indonesia rusak hingga waktu yang tak terbatas hanya karena jabatan selama 5 tahun.
Terpisah, Dirjen Binmas Islam Kemenag Prof Kamaruddin Amin mengatakan pihaknya ingin mewujudkan kampung moderasi supaya masyarakat bisa bersama-sama hidup guyub dan saling menghormati.
Kamaruddin mengatakan, implementasi moderasi beragama jangan hanya sebatas disampaikan di seminar saja, melainkan harus dipraktikkan.
https://nasional.kompas.com/read/2023/07/27/07071851/soroti-intoleransi-alissa-wahid-banyak-yang-ingin-eksklusif-beragama-tak-mau