Diketahui, usulan ini diminta Muhammadiyah karena sudah menetapkan Hari Raya Idul Adha pada 28 Juni 2023. Sementara pemerintah kemungkinan menetapkan pada 29 Juni 2023.
"Sudah di sampaikan ke Pak Presiden, dan ini kita sedang nunggu arahan beliau," kata Muhadjir Effendu usai Rapat Tingkat Menteri terkait pembangunan Bandara Vanuatu di kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (14/6/2023).
Muhadjir mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu arahan dari Presiden.
Menurutnya, Presiden menyambut positif usulan dari salah satu organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia tersebut.
"Dan nanti Insya Allah arahnya datang dari Pak Mensesneg. Kita tunggu. Begitu nanti arahannya seperti apa, nanti kita tindak lanjuti. Yang jelas sudah disampaikan," ujar Muhadjir.
Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga menyatakan bahwa pemerintah masih mengkaji usulan untuk menetapkan libur dua hari saat Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah, yakni pada Rabu (28/6/2023) dan Kamis (29/6/2023).
Yaqut tidak berkomentar lebih jauh soal usulan dua hari libur tersebut. Tetapi, ia mengeklaim pelaksanaan ibadah haji tahun 2023 sejauh ini berjalan dengan baik meski ada beberapa kekurangan kecil.
"Nanti kita kaji dululah itu," kata Yaqut di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada 13 Juni 2023.
Mu’ti mengusulkan agar pada Rabu, 28 Juni 2023, juga menjadi hari libur nasional. Hal ini agar warga Muhammadiyah dapat melaksanakan shalat Id dengan tenang dan khusyuk.
Pasalnya, beberapa tahun yang lalu banyak anggota Muhammadiyah yang telah menjadi aparatur sipil negara (ASN) di berbagai daerah harus berangkat ke kantor pada hari ketika warga Muhammadiyah lainnya sedang melaksanakan shalat Id.
“Jadi liburnya dua hari, yaitu tanggal 28 atau 29 Juni 2023. Saya kira yang pegawai negeri setuju itu," kata Mu'ti.
https://nasional.kompas.com/read/2023/06/14/18431491/libur-idul-adha-diusulkan-2-hari-menko-pmk-sudah-disampaikan-ke-presiden