Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menjemput dua unit kapal berjenis Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) itu di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder, Bremen, Jerman pada Jumat (26/5/2023).
Tujuan dari pengadaan kedua KRI tersebut tak lepas dari masih banyaknya ranjau laut peninggalan perang dunia kedua di laut Indonesia.
“Di samping itu juga karena dinamisnya perkembangan teknologi persenjataan ranjau saat ini,” demikian siaran pers Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal), dikutip pada Selasa (30/5/2023).
Kedua KRI itu akan dioperasikan untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau.
Kedua kapal ini mempunyai beberapa kecanggihan karena dilengkapi dengan teknologi peperangan ranjau modern dibanding kapal pemburu ranjau yang telah dioperasionalkan TNI AL saat ini.
KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 menggunakan bahan baja non-magnetik dan memiliki degaussing system, yakni sistem untuk mengurangi kemagnetan kapal serta dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.
Selain itu, keduanya memiliki Remotely Operated Vehicle (ROV) untuk mengidentifikasi dan menetralisir ranjau.
Keduanya juga dilengkapi AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air dan USV (Unmanned Surface Vessel), yakni kapal tanpa awak untuk pemburuan dan penyapuan ranjau.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/30/13003051/spesifikasi-kri-pulau-fani-731-dan-kri-pulau-fanildo-732-2-kapal-penyapu