Tingkah laku yang dimaksud adalah Rafael Alun Trisambodo diduga melakukan tindak pidana korupsi dan pencucian uang di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Tindakan Rafael dianggap tak sejalan dengan tugas pegawai pajak yang mestinya mengurus dan menjaga keuangan negara, bukan untuk kepentingan memperkaya pribadi.
"Orang pajak, siapa pajak yang ini (Rafael) aduh. Yang ketangkap siapa? Rafael. Saya tuh sampai ketawa," kata Megawati saat menjadi pembicara di Seminar pembangunan Bali 100 tahun ke depan, di Badung, Bali, Jumat (5/5/2023).
Saking kesalnya Megawati, ia sampai tak habis pikir dengan kelakuan Rafael Alun Trisambodo yang diduga terlibat pencucian uang hingga korupsi.
Pasalnya, Megawati mengatakan bahwa orang pajak selalu mengingatkan pejabat agar melaporkan harta kekayaannya atau Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Namun, dari kasus Rafael, publik dan pejabat justru bertanya apakah pajak dan laporan itu benar-benar disampaikan untuk negara atau kepentingan pribadi.
"Kita itu disuruh, bisa saben hari suruh daftar tuh namanya LH, LHKPN. Saya bodoh kalau urusan singkatan, betul. Lah, suruh bikin segini, ntar kalau ada kecurigaan (biar dilacak LHKPN). Gile, tahu-tahu si Rafael (kasus hukum) muncul, duaar," ujar Megawati.
Lebih lanjut, Megawati paham jika publik kemudian bertanya ke mana pajak-pajak yang dilaporkan.
Publik bahkan curiga pajak-pajak itu justru digunakan untuk memperkaya pribadi pegawai pajak.
Atas kasus-kasus hukum itu, Megawati meminta para pejabat pajak sadar diri dan tidak lagi melakukan tindakan merugikan negara.
"Woh, saya bilang, pantas ya, oh, makanya banyak ya, keren-keren gitu (penampilan gaya hidup pegawai pajak). Duitnya dari mana ya? Hai insaf, hmmm. Pokoknya insaf deh, sudah balikin aja lagi," kata Megawati.
https://nasional.kompas.com/read/2023/05/05/13223101/megawati-kita-disuruh-lapor-lhkpn-tiap-hari-tiba-tiba-muncul-kasus-rafael