Salin Artikel

Kemenkes Targetkan 100 Persen Bayi Dapat Imunisasi Dasar Lengkap Tahun Ini

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan 100 persen bayi mendapat imunisasi dasar lengkap (IDL) pada tahun ini. Begitu pula untuk bayi di bawah dua tahun (baduta).

Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine mengatakan, target ini meningkat dibanding tahun lalu yang sebesar 90 persen.

Oleh karena itu, ia memerlukan peran dan dukungan dari semua pihak untuk mencapai target baru.

"Kita harus bisa mencapai imunisasi dasar lengkap untuk bayi, target adalah tahun ini 100 persen, target yang luar biasa tentunya. Kemudian untuk anak baduta 12-24 bulan sudah dapat imunisasi lengkap targetnya juga semua," kata Prima dalam diskusi daring bersama IDAI, Kamis (4/5/2023).

Sementara itu, untuk anak usia sekolah, targetnya sebesar 80 persen. Adapun imunisasi untuk anak sekolah merupakan imunisasi lanjutan, sebagai langkah preventif mencegah beragam penyakit dan virus menular pada anak.

"Jadi 80 persen anak-anak usia sekolah harus sudah dapat imunisasi lanjutannya. Kemudian juga ada indikator untuk wanita usia subur yang sudah memiliki status T2+ jadi minimal T2. Itu targetnya tahun ini 80 persen juga," ungkap Prima.

Prima menyampaikan, pemberian imunisasi adalah hak bagi anak-anak dalam upaya membangun ketahanan kesehatan. Tak heran, pemerintah menjadikan imunisasi sebagai salah satu program prioritas.

Saat ini, kata Prima, pemerintah sudah memberikan 14 jenis antigen di dalam program imunisasi rutin nasional. Pemberian imunisasi dibagi menjadi tiga kelompok umur, yaitu untuk bayi usia 0-11 bulan, anak usia 12-24 bulan, dan anak usia sekolah dasar.

Imunisasi yang diberikan untuk anak usia 0-11 bulan, meliputi HB0 1 dosis, BCG 1 dosis, DPT-HB-Hib 3 dosis, polio tetes (bOPV) 4 dosis, PCV 2 dosis, RV 3 dosis, polio suntik (IPV) 2 dosis, dan campak rubella 1 dosis.

Pada anak usia 12-24 bulan, imunisasi yang diberikan berupa DPT-HB-Hib 1 dosis, campak rubella 1 dosis, dan PCV 1 dosis.

Adapun untuk anak usia sekolah, imunisasi yang perlu diberikan meliputi campak rubella 1 dosis dan DT 1 dosis pada anak kelas 1 SD, TD 1 dosis pada kelas 2 dan kelas 5 SD, serta HPV 1 dosis pada siswi kelas 5 dan kelas 6 SD.

"Jadi imunisasi sudah kita berikan sejak anak mulai baru lahir. Kami di program biasanya untuk imunisasi hepatitis b, kita berikan di bawah 6 jam kelahiran. Tapi maksimalnya sebelum 24 jam," jelas Prima.

Lebih lanjut, ia menjabarkan, imunisasi yang diberikan itu sudah termasuk imunisasi baru yang dimasukkan dalam program, meliputi RV dan PCV. Imunisasi baru lainnya, yakni Japanese Encephalitis (JE), hanya diberikan di wilayah endemis.

Diketahui, Pneumokokus Konyugasi (PCV) untuk mencegah pneumonia atau radang paru-paru. Hujan Papillomavirus Vaccine (HPV) untuk mencegah kanker leher rahim, dan Japanese Encephalitis (JE) untuk mencegah radang otak atau ensefalitis.

"Nanti di usia anak sekolah kita akan menambahkan vaksin HPV ke dalam program imunisasi anak usia sekolah yang pendekatannya kita lakukan melalui bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)," jelasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2023/05/04/20441061/kemenkes-targetkan-100-persen-bayi-dapat-imunisasi-dasar-lengkap-tahun-ini

Terkini Lainnya

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem 'Mualaf Oposisi'

Refly Harun Anggap PKB dan Nasdem "Mualaf Oposisi"

Nasional
Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi 'King Maker'

Berharap Anies Tak Maju Pilkada, Refly Harun: Levelnya Harus Naik, Jadi "King Maker"

Nasional
Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke