Salin Artikel

Cerita WNI di Sudan, Sangka Suara Petasan Ternyata Rentetan Tembakan Senjata Api

Dia kurang lebih sudah 3,5 tahun berada di kota Karthum, tempat Abida menuntut ilmu yang berkaitan dengan pendidikan dan agama Islam.

Selama tinggal di Sudan, konflik politik sebenarnya jadi isu sehari-hari, tapi bentuknya hanya sebatas demonstrasi, tidak sampai ke anarki.

Tapi pagi itu, pukul 09.00 waktu setempat Abida kaget dengan suara yang lazim didengar saat bulan puasa di Indonesia, yaitu suara petasan.

"Iya, seperti suara petasan, oh petasan kali, tapi kok ramai banget dan (suaranya) terus-terusan, tanpa henti. Berhenti sebentar tapi ramai lagi," ujar Abida kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Sabtu (29/4/2023).

Dia akhirnya sadar suara itu bukanlah suara petasan, melainkan suara senjata api yang ditembakkan oleh paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan militer Sudan.

Abida mengatakan, suara lontaran peluru senjata api itu tak henti-hentinya terdengar. Mereka hanya berhenti kurang lebih 30 menit, kemudian kembali melakukan kontak senjata.

Suara senjata mereka baru terdengar senyap ketika pukul 23.00 waktu setempat hingga pukul 03.00 waktu setempat.

"Sehabis (waktu) sahur, mulai lagi (tembak-menembak)," kata Abida.

Namun, suara senjata api yang saling menyahut bukanlah ketakutan Abida bersama 40 WNI yang tinggal 1 apartemen dengannya.

Abida mengingat, hal yang paling mencekam justru terjadi di hari kedua konflik bersenjata. Saat malam hari tiba-tiba rombongan orang berseragam militer memasuki Kampus IUA.

"Teman bilang "ada tentara masuk ke dalam kampus" padahal kampus itu tidak boleh dimasuki tentara, tapi alhamdulillah bukan tentara RSF dan paramiliter, katanya itu tentara Sudan," kata Abida.

"Tapi karena posisi saat itu gelap, enggak tau itu tentara siapa yang masuk ke kampus, tapi alhamdulillah itu tentara Sudan. Setelah tau itu siapa akhirnya tenang," imbuh dia.

Kondisi mencekam lainnya dirasakan Abida setelah lebaran Idul Fitri 2 Syawal 1444 Hijriah. Dia mengatakan, mulai banyak jet tempur dan rudal nyasar yang terdengar melewati atas gedung apartemen mereka.

"Pernah ada rudal nyasar, tapi alhamdulillah bukan di tempat WNI, suara (senjata) basoka kayak gitu, duaar.. bukan suara teteter (tembakan peluru)," ucap dia.

Sebab itu, dia merasa bersyukur bisa manjadi salah satu dari 285 WNI yang berhasil dievakuasi dan tiba di Tanah Air dengan selamat pada Jumat (28/4/2023) kemarin.

"Kita enggak tau lagi kalau enggak ada fasilitas dari KBRI karena evakuasi ini. Setelah 6 hari (perjalanan evakuasi) kita bisa pulang dan ngerasain tenang tidur nyenyak gitu," kata Abida.

Sebagai informasi, pemulangan tahap pertama sebanyak 385 WNI tiba di Tanah Air dari proses evakuasi di Sudan di Bandara Seokarno-Hatta, Jumat.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ratusan WNI tersebut tiba dengan pesawat Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 991.

WNI yang tiba di Tanah Air terdiri dari 248 perempuan, 137 laki-laki, dan di antaranya terdapat 43 anak-anak.

Diketahui, Sudan tengah mencekam karena pertempuran meletus antara tentara reguler dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) yang sudah berlangsung selama lebih dari sepekan.

Pertempuran untuk memperebutkan kekuasaan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan membuat jutaan orang Sudan tidak mendapatkan akses ke layanan dasar.

https://nasional.kompas.com/read/2023/04/29/10211331/cerita-wni-di-sudan-sangka-suara-petasan-ternyata-rentetan-tembakan-senjata

Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke