Salin Artikel

Kepala BIN Terkesan "Endorse" Prabowo, Pengamat: Manuver Jelang Pemilu 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam menilai, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan memiliki kecenderungan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Hal ini menanggapi pernyataan Budi Gunawan terhadap Prabowo Subianto saat peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023).

"Budi Gunawan mencoba bermanuver menjelang Pemilu 2024 mendatang. Statemen Budi Gunawan itu mengindikasikan adanya kecenderungan untuk mendukung Prabowo sebagai simbol keberlanjutan pemerintahan Jokowi," kata Ahmad kepada Kompas.com, Sabtu (25/3/2023).

Menurut Ahmad, pernyataan Budi Gunawan adalah sikap pendahuluan (bridging) menuju terbentuknya koalisi antara dua partai politik, yakni PDI Perjuangan dan Partai Gerindra, jika Budi Gunawan dibaca sebagai orang dekat Megawati Soekarnoputri.

Diketahui, Budi Gunawan merupakan mantan ajudan Ketua Umum PDIP itu saat masih menjabat sebagai Presiden kelima RI.

"Jika demikian, maka potensi Prabowo-Puan (sebagai capres dan cawapres) semakin terbuka," tutur Ahmad.

Namun kata Ahmad, jika pernyataan Budi sebagai sikap pribadi yang tidak selaras dengan agenda kepentingan Megawati, maka hal itu mengindikasikan adanya pergeseran dari lingkar dekat Megawati ke potensi pemenang lain yang didukung oleh Presiden Jokowi.

Di sisi lain terlepas dari manuver itu, Ahmad menilai tidak seharusnya Budi bermain politik.

Pasalnya, demokrasi yang sehat menghendaki netralitas dan independensi lembaga-lembaga negara seperti BIN, TNI, Polri, kejaksaan, KPK, ASN, hingga Peradilan.

"Jika belakangan ada elemen-elemen lembaga negara yang terpolitisasi secara terbuka, itu mengindikasikan adanya pembiaran oleh kekuasaan, yang justru akan merapuhkan pilar-pilar demokrasi," ucap Ahmad.

Oleh karena itu lanjut Ahmad, sikap politik Jokowi tidak seharusnya diterjemahkan oleh lingkaran kekuasaan sebagai sikap lembaga kepresidenan yang boleh memobilisasi kekuatan negara.

Dia beranggapan, negara harus netral dan independen. Jika praktik semacam itu dibiarkan atau bahkan presiden sendiri mendiamkan proses itu terjadi, maka itu merupakan wujud kemunduran demokrasi Indonesia yang sangat nyata.

"Jokowi boleh memihak. Tapi lembaga kepresidenan dan lembaga negara haram hukumnya melakukan keberpihakan politik. Itulah rumus demokrasi yang substantif," jelas Ahmad.

Sebagai informasi, Kepala BIN Budi Gunawan sempat menyampaikan pernyataan yang terkesan "mengendorse" Prabowo di acara peresmian Papua Youth Creative Hub di Jayapura, Papua, Selasa (21/3/2023).

Kegiatan tersebut memang dihadiri oleh sejumlah pejabat seperti Presiden Jokowi hingga Prabowo yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).

Dalam sambutannya, Budi menyapa para pejabat yang hadir, tak terkecuali Prabowo. Dia menyinggung kebersamaan Menteri Pertahanan itu dengan kepala negara akhir-akhir ini.

"Yang saya hormati para menteri Kabinet Indonesia Maju, Bapak Menteri Pertahanan, Bapak Prabowo Subianto. Kita semua mengamati akhir-akhir ini Bapak Prabowo sering berpergian bersama Bapak Presiden Jokowi," kata Budi.

"Beberapa kali Pak Prabowo juga menyatakan bahwa Pak Jokowi adalah gurunya, guru Beliau," tuturnya.

Budi juga menyinggung kerapnya Prabowo mendampingi Presiden Jokowi turun ke lapangan saat kunjungan kerja. Saat itulah, dia menyebut bahwa sebagian aura Jokowi telah berpindah ke Prabowo.

"Pada akhirnya hari ini kita menjumpai beliau berdua di sini. Seluruhnya mulai melihat ada aura, aura Pak Jokowi sebagian sudah pindah ke Pak Prabowo," katanya.

Pernyataan itu mendapat kritik dari banyak pihak termasuk partai-partai politik.

https://nasional.kompas.com/read/2023/03/25/16595691/kepala-bin-terkesan-endorse-prabowo-pengamat-manuver-jelang-pemilu-2024

Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke