Salin Artikel

Eks Ketua Dewan Pembina ACT Divonis 3 Tahun, Hakim: Terbukti Menyalahgunakan Dana Boeing!

JAKARTA, KOMPAS.com - Majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menilai, mantan Ketua Dewan Pembina Yayasan Aksi Cepat Tanggap (ACT) Novariyadi Imam Akbari terbukti menyalahgunakan dana Boeing Community Investment Fund (BCIF).

Hal itu disampaikan ketua majelis hakim Hariyadi saat membacakan keadaan yang memberatkan dalam amar putusan kasus pengelolaan dana bantuan sosial untuk keluarga korban kecelakaan Pesawat Lion Air Boeing 737 Max 8 nomor penerbangan JT 610.

Novariyadi Imam divonis selama 3 tahun penjara setelah dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan penggelapan dalam jabatan terkait penggelolaan dana BCIF tersebut.

“Terdakwa menyalahgunakan dana sosial Boeing Community Investment Fund atau BCIF,” ujar hakim Hariyadi dalam persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa (21/2/2023).

Selain itu, majelis hakim juga menilai, perbuatan eks Ketua Dewan Pembina Yayasan ACT itu telah merugikan masyarakat luas.

Sebab, dana yang dikucurkan Boeing sebagai dedikasi bagi keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air itu sedianya digunakan untuk membangun fasilitas publik.

“Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat luas khususnya penerima manfaat dan ahli waris korban pesawat Boeing,” kata hakim Haryadi.

Kendati demikian, majelis hakim juga memberikan beberapa pertimbangan yang meringankan hukuman Novariyadi Imam.

Misalnya, telah berterus terang dalam persidangan kasus penggelapan dana tersebut. Kemudian, profesi Novariyadi Imam sebagai pekerja sosial atau relawan juga menjadi pertimbangan peringan putusan tersebut.

“Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga dan terdakwa mengaku belum pernah dihukum,” kata hakim Hariyadi membacakan keadaan yang meringankan dalam putusan itu.

Adapun putusan ini lebih rendah dari pada tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan yang meminta majelis hakim menjatuhkan pidana terhadap Novariyadi Imam Akbari selama 4 tahun penjara.

Majelis menilai, Novariyadi Imam terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah turut serat melakukan penggelapan dana bantuan sosial dari pihak Boeing.

Eks petinggi ACT itu terbukti disebut terbukti melanggar Pasal 374 KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHP).

Majelis menilai, Novariyadi Imam terbukti melakukan menggelapkan dana Boeing bersama pendiri sekaligus mantan Presiden ACT Ahyudin; eks Presiden ACT periode 2019-2022, Ibnu Khajar; dan eks Senior Vice President Operational ACT, Hariyana Hermain.

Menurut majelis, Yayasan ACT telah menggunakan dana bantuan dari Boeing Community Investment Fund (BCIF) senilai Rp 117 miliar. Adapun Yayasan ACT juga telah menerima dana dari BCIF untuk keluarga korban kecelakaan Pesawat Lion Air sebesar Rp 138.546.388.500.

Akan tetapi, dana bantuan untuk keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air itu hanya diimplementasikan sebesar Rp 20.563.857.503. Dana BCIF tersebut, kata jaksa, digunakan oleh para terdakwa tidak sesuai dengan implementasi dari Boeing.

Sebaliknya, dana itu malah digunakan bukan untuk kepentingan pembangunan fasilitas sosial sebagaimana yang ditentukan dalam protokol BCIF.

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/21/17190691/eks-ketua-dewan-pembina-act-divonis-3-tahun-hakim-terbukti-menyalahgunakan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke