Salin Artikel

Jokowi Mania, Dulu Dukung Jokowi, Ganjar, Kini Prabowo...

"DPP Joman memutuskan untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai capres 2024-2029," kata Sekretaris Jenderal Joman Akhmad Gojali Harahap dalam konferensi pers di Kantor DPP Joman, Jakarta, Rabu (15/2/2023).

Menurut Gojali, ada 8 hal yang menjadi pertimbangan Joman menjatuhkan dukungan kepada Menteri Pertahanan tersebut.

Pertama, Joman memandang Prabowo sebagai sosok yang modal sosialnya sudah lebih dari cukup untuk menjadi calon presiden.

Prabowo juga dinilai sebagai sosok pemimpin yang bernyali dalam mengambil sikap meski banyak dihujat dan dicibir.

"Bahwa Prabowo Subianto memiliki gagasan untuk Indonesia maju dan sejahtera. Bahwa Prabowo Subianto memiliki integritas dan tipe pemimpin yang strong leadership," kata Gojali.

Menurut dia, Prabowo juga orang yang loyal dan total dalam bekerja.

Di sisi lain, Prabowo merupakan pemimpin yang negarawan dan menempatkan kepentingan negara di atas segalannya.

"Prabowo diyakini mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia di mata internasional karena memiliki kemampuan dalam hal berdiplomasi," ujar Gojali.

Terakhir, Joman yakin bahwa Prabowo akan melanjutkan pembangunan Indonesia yang belum terselesaikan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.

"Alasan ini sengaja kami tulis 8 karena kami meyakini, kami berharap, dan kami sangat mendukung bahwa presiden ke-8 adalah Prabowo Subianto," kata Gojali.

Tak diskusi dengan Jokowi

Ketua Umum Joman Immanuel Ebenezer mengeklaim, keputusannya memberikan dukungan kepada Prabowo tidak melalui diskusi dengan Jokowi.

"Tidak, sama halnya ketika kita mendukung Mas Ganjar, enggak koordinasi sama Pak Presiden," kata dia.

Pria yang akrab disapa Noel itu yakin bahwa Jokowi tidak akan mempersoalkan sikap Joman mendukung Prabowo tanpa berkoordinasi terlebih dahulu.

Sebab, menurut Noel, Jokowi adalah sosok yang demokratis dan akan menghargai apa pun keputusan politik relawannya.

Terlebih, ia menilai Prabowo adalah salah satu orang terdekat dan loyal dengan Jokowi.

"Karena beliau juga dipilih secara demokratis. Ketika dia, relawannya yang mendukung salah satu yang menjadi pilihan relawannya, saya rasa sikap presiden pada posisi dekmokratis itu sendiri," ujar dia. 

Noel pun tidak memungkiri bahwa Joman selaku relawan Jokowi merupakan kelompok yang berseberangan dengan Prabowo pada dua edisi pemilihan presiden sebelumnya.

"Saya dulu orang yang minta Prabowo ditangkap ketika 2019, saya punya sikap dan pandangan waktu '98 pun saya bersebrangan dengan Pak Prabowo. Artinya ketika saya mendukung Pak Prabowo ini ada sebuah rasionalitas," kata Noel.

Ia mengakui pandangannya terhadap Prabowo kini telah berubah dibandingkan masa-masa sebelumnya.

Menurut dia, ketika Prabowo masuk ke dalam bagian pemerintahan Jokowi-Ma'ruf, mantan Pangkostrad itu telah menunjukkan totalitas dan loyalitasnya.

"Pak Prabowo bisa membuktikan dirinya bukan yang digambarkan selama ini, yang tidak punya loyalitas dan loyalitas yang akhirnya melakukan kudeta. Pak Prabowo hari ini sosok pemimpin yang bisa beradaptasi dengan alam demokrasi," kata Noel.

"Kita butuh pemimpin yang tangguh, kita butuh pemimpin yang punya nyali. Kita tidak butuh pemimpin yang punya dendam," ujar Noel.

Mengalihkan dukungan

Dukungan kepada Prabowo ini diumumkan sekitar satu pekan setelah Jokowi Mania mencabut dukungan kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ketika itu, Noel juga membubarkan organisasi relawan pendukung Ganjar yang ia namakan GP Mania karena ia menilai politikus PDI-P tersebut miskin gagasan.

Noel juga menilai belum ada kejelasan apakah Ganjar akan mencalonkan diri sebagai capres atau tidak di Pilpres 2024.

Sebab, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi atau deklarasi dari Ganjar yang menyatakan bahwa dirinya resmi mencalonkan diri.

Setelah menjatuhkan dukungan kepada Prabowo, Noel pun tidak memaksa anggota Joman untuk mendukung menteri pertahanan tersebut.

Ia mengatakan, meski mendukung Prabowo, Joman tidak akan membenci calon-calon lain yang berlaga di Pemilihan Presiden 2024.

"Secara demokratik, sikap kami juga membebaskan kawan-kawan untuk tetap ada yang di Mas Ganjar, di Mas Anies, atau di mana pun. Kami tidak akan pernah menjadi haters siapa pun yang ikut maju dalam kontestasi di 2024 nanti," kata Noel.

https://nasional.kompas.com/read/2023/02/16/08271451/jokowi-mania-dulu-dukung-jokowi-ganjar-kini-prabowo

Terkini Lainnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke