Arsul mengatakan, koalisi baru bisa saja terjadi karena bersifat dinamis.
"Apa arti dinamis? Artinya di koalisi itu bisa tetap, kemudian bertambah, bisa juga berubah. Dalam arti ada yang kemudian keluar dan masuk ke koalisi yang lain," ujar Arsul saat ditemui di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (5/1/2023).
"Atau bahkan ada juga nanti koalisi yang bisa saja kemudian terhenti, karena misalnya tidak mencukupi untuk bisa mengusung pasangan calon (presiden), karena kurang dari 20 persen," kata Arsul.
Arsul menyebutkan, koalisi-koalisi yang terbentuk sekarang merupakan koalisi yang belum pasti.
"Saya kira di hari-hari mendatang, komunikasi yang menunjukkan dinamisnya koalisi itu akan terus berlangsung," ujar Arsul.
Apalagi, lanjut Arsul, partai terbesar, dalam hal ini PDI-P, belum mengumumkan nama calon presiden untuk ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Partai terbesar belum kemudian juga mengumumkan siapa capresnya, maka siapapun yang disebut bakal capres saat ini ya juga masih bersifat fakultatif, bisa berubah juga," kata Arsul.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Umum Nasdem Surya Paloh membuka kemungkinan partainya bergabung dengan KIB.
"Apakah (Nasdem) akan mungkin bergabung dengan KIB? Ya sama-sama mungkin. Mungkin KIB juga bergabung dengan Nasdem kan? Jadi kemungkinan itu masih terbuka,” ujar Surya Paloh pasca-pertemuan dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartanto di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Surya Paloh juga menyampaikan, kunjungannya ke Golkar merupakan salah satu prioritas.
“Kenapa mengunjungi Golkar, ya prioritas bagi Nasdem. Ada satu romantisme. Ada satu pejalanan. Sejarah perjalanan kehidupan saya pribadi,” kata dia.
“Jadi, di Golkar sendiri (saya berkiprah) 43 tahun. Baru kemudian ada Nasdem. Jadi terlepas apa pun juga kekurangan satu sama lain, tapi ini modal kebersamaan. Catatan sejarah saling pemahaman,” ujar Surya Paloh lagi.
https://nasional.kompas.com/read/2023/02/05/16231011/soal-kemungkinan-nasdem-gabung-kib-arsul-sani-koalisi-masih-dinamis-apalagi