Salin Artikel

Kemenkes: Semua Umur Harus Waspada, Campak Bisa Serang Orang Dewasa

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi meminta masyarakat semua umur waspada terhadap potensi penularan penyakit campak

Pasalnya, penyakit yang sangat mudah menular ini juga bisa menyerang orang dewasa, meski kasus biasanya didominasi anak-anak.

Kewaspadaan ini juga perlu ditingkatkan mengingat sudah ada 55 Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di 12 provinsi sepanjang tahun 2022.

"Semua umur harus waspada. Dewasa juga bisa terserang, tapi paling banyak pada anak usia kurang dari 5 tahun," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (20/1/2023).

Nadia menuturkan, salah satu bentuk kewaspadaan yang perlu dilakukan orang dewasa adalah menghindari anak-anak maupun orang dewasa lain yang sudah tertular lebih dulu. Pasalnya, campak menyebar lewat angin dan droplet.

Biasanya, kata dia, masa penularan campak terjadi sejak 4 hari sebelum timbul bercak kemerahan pada kulit (rash) sampai 4 hari setelah timbul rash. Puncak penularan terjadi saat gejala awal (prodromal), yaitu pada masa 1-3 hari pertama sakit.

Kendati begitu, penyakit ini bisa dieliminasi melalui akselerasi vaksin campak dan rubella yang dimulai sejak balita.

"Kalau sudah lengkap imun anak-anak, maka kan ada kekebalan kelompok. Jadi ndak ada sumber penularan," tutur Nadia.

Sementara itu di kesempatan berbeda, Plt. Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine menyebut, rendahnya vaksinasi campak di Tanah Air akibat pandemi mempengaruhi tingginya kasus campak.

Sepanjang tahun 2022, Kemenkes menerima laporan terdapat 3.341 kasus konfirmasi campak di 223 kabupaten kota di 31 provinsi. Jumlah ini meningkat 32 kali lipat dibandingkan tahun 2021.

Sebanyak 58 persen kasus konfirmasi campak juga diderita oleh anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi.

Hanya terdapat 7 persen anak yang sudah mendapat imunisasi campak dan rubella 2 dosis atau lebih, 5 persen yang mendapat 1 dosis, dan 30 persen lainnya tak diketahui status vaksinasinya.

"Kasus sebagian besar tidak pernah diimunisasi. Beberapa ada yang diimunisasi tapi enggak lengkap. Yang lengkap hanya sebagian kecil, sedangkan beberapa juga tidak diketahui status imunisasinya," kata Prima dalam konferensi pers secara daring, Jumat (20/1/2023).

Prima mengungkapkan, capaian Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) untuk mengejar imunisasi campak dan rubella memang menurun, utamanya di luar Jawa Bali.

Dari target 95 persen, realisasi imunisasi dalam rangka BIAN hanya 60,13 persen di luar Jawa Bali. Sementara di Pulau Jawa dan Bali sudah mencapai target sebesar 98 persen, sehingga cakupan BIAN secara nasional mencapai 72,2 persen.

"Artinya masih ada anak yang masih belum bisa menemukan atau belum memiliki kekebalan terhadap campak," ucap Prima.

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/20/21400721/kemenkes-semua-umur-harus-waspada-campak-bisa-serang-orang-dewasa

Terkini Lainnya

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke