Menurut dia, Nasdem sudah pernah mengusulkan deklarasi dilakukan 10 November 2022. Maka, saat ini giliran bakal mitra koalisinya yang memberikan usulan.
“Kami justru yang ingin menunggu tawaran dari teman-teman yang lain. Ya masa Nasdem terus yang kebelet?” tutur Willy dihubungi wartawan, Selasa (17/1/2023).
Ia menuturkan Nasdem tak ingin nampak dominan dalam proses penjajakan koalisi.
Sebab, kesepakatannya, Koalisi Perubahan menjunjung prinsip kesetaraan antar ketiga partai politik (parpol).
“Saya bilang tadi, equal partnership, kita bareng-bareng. Oke kawan-kawan maunya kapan silakan rembuk di internalnya,” kata dia.
“Kami posisinya stand by saja. Jadi Nasdem dalam posisi on call,” ungkapnya.
Terakhir, ia menyinggung pesan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang meminta proses penjajakan koalisi tak dilakukan dengan saling memaksa satu sama lain.
Surya meminta agar penentuan figur calon wakil presiden (cawapres) dikembalikan kepada Anies.
“Pak Surya ini pesan, jadi ya kita kan sudah serahkan (urusan cawapres) kepada Mas Anies. Mas Anies nanti yang akan menentukan,” imbuh dia.
Diketahui, Koalisi Perubahan tak kunjung terbentuk hingga saat ini. Meskipun ketiga parpol terus mengklaim melakukan komunikasi yang intensif.
Salah satu ganjalannya soal belum sepakatnya Demokrat, Nasdem, PKS terkait figur cawapres.
Selain itu, Nasdem dan Demokrat juga nampak tak memiliki pandangan yang sama soal deklarasi bersama.
Alasannya, penentuan cawapres merupakan salah satu strategi pemenangan, sehingga bisa dilakukan belakangan.
Sedangkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ingin mendeklarasikan koalisi sepaket dengan pengusungan capres-cawapres.
https://nasional.kompas.com/read/2023/01/18/05195201/tunggu-demokrat-dan-pks-untuk-deklarasi-bersama-nasdem-masa-kita-terus-yang