Salin Artikel

[POPULER NASIONAL] Puan: Capres PDI-P Tak Harus Saya | Puan Bingung Sudah Banyak Kerja tapi Tetap Orang Tak Suka

Dalam artikel tersebut, Puan mengatakan bahwa capres PDI-P tak harus dirinya sekalipun dia merupakan putri Megawati Soekarnoputri.

Selain itu, artikel mengenai Puan yang merasa bingung karena sudah banyak bekerja tetapi tetap saja banyak orang yang tak suka turut menjadi pemberitaan populer.

Berikutnya, ada juga artikel populer lainnya, yakni terpidan kasus korupsi pengelolaan dana PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) (Persero), Benny Tjokrosaputro, divonis nihil oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Kamis (12/1/2023).

Berikut ulasan selengkapnya:

1. Puan: Capres PDI-P untuk Pemilu 2024 Tak Harus Saya

Puan meyakini bahwa Megawati bakal menunjuk kader PDI-P terbaik untuk dicalonkan sebagai presiden pada Pemilu 2024.

Menurut Puan, capres PDI-P tak harus dirinya sekalipun dia merupakan putri Megawati, pemimpin tertinggi partai.

"Apakah siapa, bagaimana, pasti mereka punya pertimbangan sendiri. Jadi bukan berarti harus Puan Maharani," kata Puan dalam acara Rosi Kompas TV, dikutip pada Jumat (13/1/2023).

Sebagai putri Megawati, Puan mengaku tak mendapat perlakuan istimewa. Ketua DPR RI itu juga bilang, dirinya tidak pernah meminta jabatan apa pun ke ibundanya.

Menurut Puan, Megawati mampu membedakan peran sebagai ibu sekaligus ketua umum partai tempat dia bernaung.

Penugasan yang diberikan ke dirinya, kata Puan, semata-mata karena titah Megawati yang percaya terhadap kemampuannya.

Baca selengkapnya: Puan: Capres PDI-P untuk Pemilu 2024 Tak Harus Saya

2. Puan Bingung, Merasa Sudah Banyak Kerja tapi Tetap Banyak Orang Tak Suka

Puan menyadari bahwa banyak orang yang tak suka pada dirinya.

Puan mengaku bingung kerap mendapat komentar negatif dari publik, padahal dia sudah bekerja keras turun ke masyarakat dan berupaya mengentaskan berbagai persoalan.

"Merasalah (banyak orang tak suka). Bingung juga, nggak tahu kenapa. Kayaknya sudah berusaha kerja benar, turun ke bawah, kemudian kerja ke lapangan," kata Puan dalam acara Rosi Kompas TV, dikutip Jumat (13/1/2023).

Puan menyatakan dirinya tak bisa menyelesaikan semua masalah yang menurutnya begitu banyak.

Namun, dia mengaku berusaha untuk menyapa rakyat, mendengar aspirasi warga, dan mengetahui kondisi masyarakat di lapangan.

Dengan kerja kerasnya itu, Puan merasa dirinya tetap selalu salah dalam pandangan sejumlah orang.

"Kayaknya memang yang udah nggak suka tetep aja nggak suka. Udah nggak lihat lagi apa yang dilakukan oleh Puan Maharani, tapi dia selalu salah aja," ujarnya.

Baca selengkapnya: Puan Bingung, Merasa Sudah Banyak Kerja tapi Tetap Banyak Orang Tak Suka

3. Ketika Terpidana Kasus Korupsi Terbesar Kedua Lolos dari Hukuman Mati dan Divonis Nihil...

Benny divonis nihil oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor, Kamis (12/1/2023).

Dengan vonis ini, Benny lolos dari hukuman mati yang merupakan tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).

Dalam kasus korupsi tersebut, negara mengalami kerugian hingga Rp 22,7 triliun.

Perbuatan Benny Tjokro dkk ini membuat mereka memperkaya diri sendiri mencapai triliunan rupiah.

Adapun korupsi yang terjadi berupa pengaturan transaksi berupa investasi saham dan reksa dana yang dilakukan jajaran manajemen PT Asabri dengan pihak swasta.

Dengan kerugian negara mencapai Rp 22,7 triliun, kasus korupsi PT Asabri ini menjadi kasus korupsi terbesar kedua yang pernah terjadi di Indonesia.

Sejatinya, JPU pada Kejaksaan Agung (Kejagung) menuntut Benny dengan pidana mati lantaran dinilai telah terbukti melakukan tindak pidana korupsi terkait pengelolaan keuangan dan dana investasi di PT Asabri tahun 2012-2019.

"Menghukum terdakwa Benny Tjokrosaputro dengan pidana mati," kata jaksa dalam sidang di ruang Hatta Ali, Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2022).

https://nasional.kompas.com/read/2023/01/14/05380731/populer-nasional-puan-capres-pdi-p-tak-harus-saya-puan-bingung-sudah-banyak

Terkini Lainnya

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR Meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke