Salin Artikel

Tetap Pilih Nomor Urut 5 seperti Pemilu 2019, Nasdem: Biar Praktis

Ia menyatakan, Nasdem tak ingin mengikuti pengundian nomor urut kontestasi elektoral mendatang.

“Kita memilih opsi nomor urut lama, nomor 5,” ujar Effendi dihubungi Kompas.com, Rabu (14/12/2022).

Alasannya, memilih nomor urut lama agar lebih praktis.

“Ya praktis saja, dulu nomor urut 5, sekarang nomor 5 lagi, gampang kan,” kata dia.

Di sisi lain, ia mengungkapkan, hari ini Nasdem akan diwakili Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Johnny G Plate untuk mendengarkan pengumuman peserta Pemilu 2024 dan penentuan nomor urut partai politik.

“Mungkin (hadir) sekitar 10 orang, ada Waketum, Sekjen, dan lain-lain,” kata dia.

Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Pemilu yang ditandatangani Presiden Joko Widodo dan terbit 13 Desember 2022, parpol peserta Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 tidak perlu diundi untuk Pileg 2024.

Bahkan, parpol lama diberi keleluasaan untuk memilih apakah bakal tetap menggunakan nomor urut lama atau ikut undian dengan nomor baru.

Sementara itu, KPU bakal mengumumkan parpol peserta Pemilu 2024 dan nomor urutnya hari ini.

Jadwal itu telah ditentukan sesuai Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022 tentang tahapan pelaksanaan Pemilu 2024.

https://nasional.kompas.com/read/2022/12/14/12394271/tetap-pilih-nomor-urut-5-seperti-pemilu-2019-nasdem-biar-praktis

Terkini Lainnya

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

Nasional
Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

Nasional
“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke