Salin Artikel

Soal Foto Rambut Hitam Ganjar, Pengamat: Bukan Tak Enak ke PDI-P, Justru Manfaatkan Momen

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKOPI, Kunto Adi Wibowo, menilai, alasan Ganjar Pranowo mengunggah foto dirinya berambut hitam bukan karena Gubernur Jawa Tengah itu tak enak hati dengan PDI Perjuangan.

Justru, menurut Kunto, Ganjar hendak memanfaatkan pernyataan Presiden Joko Widodo soal "pemimpin berambut putih" untuk mendongkrak popularitasnya.

"Menurut saya ini bukan masalah enak nggak enak ke PDI-P. Ini masalah memanfaatkan pemberitaan untuk popularitas dirinya," kata Kunto kepada Kompas.com, Selasa (29/11/2022).

Lewat unggahannya, kata Kunto, Ganjar seolah ingin menunjukkan ke publik bahwa dirinyalah sosok pemimpin berambut putih yang disebut-sebut Jokowi.

Unggahan foto Ganjar berambut hitam layaknya baliho yang menampilkan gambar atau tulisan terbalik.

Tampilan baliho sengaja dirancang sedemikian rupa supaya orang penasaran, kemudian memberikan atensi lebih. Pada akhirnya, ini bakal melekat di ingatan.

"Ganjar memanfaatkan asosiasi itu dan orang akhirnya melekat bahwa rambut putih itu ya Ganjar Pranowo," ujar Kunto.

Ganjar pun dinilai berhasil mencuri momen soal pemimpin berambut putih ini. Hal itu terbukti dari ramainya kolom komentar unggahan foto politisi PDI Perjuangan tersebut di Instagram.

Warganet banyak yang mengaitkan unggahan foto Ganjar dengan pernyataan Jokowi. Bahkan, tak sedikit yang mendukungnya maju sebagai calon presiden (capres) 2024.

Langkah Ganjar tersebut sukses memancing engagement atau kehebohan di media sosial, sehingga perbincangan soal pemimpin berambut putih pun menjadi masif.

"Ganjar justru mau mengamplifikasi bahwa 'tuh kan, bener kan, saya kan yang rambut putih'," kata Kunto.

Kunto menambahkan, tingkat popularitas Ganjar menurut survei sejumlah lembaga masih belum optimal, bahkan kalah dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Ini Pak Ganjar memanfaatkan momentum rambut putih untuk mengharap popularitasnya," tandas dosen Universitas Padjadjaran itu.

Adapun kehebohan "pemimpin berambut putih" bermula dari pidato Presiden Jokowo pada acara temu relawan Jokowi, Sabtu (26/11/2022).

Dalam pidatonya, Jokowi mengingatkan masyarakat agar berhati-hati dalam memilih pemimpin. Menurutnya, pemimpin yang ideal harus memahami perasaan rakyat.

Jokowi juga sempat menyebutkan ciri-ciri pemimpin yang menurutnya betul-betul memikirkan rakyat. Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari fisiknya, antara lain, raut mukanya berkerut serta rambutnya putih.

"Saya ulang, jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya, kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati hati. Lihat juga, lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," katanya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.

Pernyataan Jokowi itu pun memunculkan berbagai spekulasi. Publik menduga, ini bentuk sinyal dukungan Jokowi ke Ganjar mengingat Gubernur Jawa Tengah itu dikenal dengan penampilannya yang berambut putih.

Sehari setelah pidato Jokowi, Ganjar mengunggah foto penampilan barunya. Dalam foto yang diunggah di akun @ganjar_pranowo, tampak politisi PDI-P tersebut memamerkan potongan rambut pendek berwarna hitam.

"Cukur.. Kamu punya tips merawat wajah & rambut?" tulis Ganjar dalam keterangan foto.

Kolom komentar foto tersebut pun dipenuhi dengan dukungan warganet agar Ganjar menjadi penerus Jokowi.

https://nasional.kompas.com/read/2022/11/29/10450011/soal-foto-rambut-hitam-ganjar-pengamat--bukan-tak-enak-ke-pdi-p-justru

Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke