JAKARTA, KOMPAS.com - Di balik perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 terdapat tangan-tangan para perajin Bali yang di balik layar yang turut membantu mewujudkan tema gelaran itu dalam bentuk desain interior.
Salah satu elemen yang menarik perhatian dari sejumlah tempat pertemuan dalam KTT G20 adalah bambu.
Bahan bambu itu digunakan dalam desain ruang utama konferensi, ruang tunggu para kepala negara, sampai lokasi makan siang di pinggir pantai yang digunakan oleh para pemimpin negara anggota G20.
Rubi Roesli, arsitek dan ahli desain interior yang turut merancang sejumlah lokasi utama KTT G20, mempunyai pertimbangan mengapa dia menggunakan bambu dalam karyanya.
"Kenapa bambu? Karena bambu itu digunakan oleh masyarakat Bali dari kecil. Buat rumah tinggal, buat kegiatan ibadah, dan lain-lain," kata Rubi, dikutip dari kanal YouTube Kementerian Sekretariat Negara, Rabu (16/11/2022).
Di sisi lain, penggunaan bahan bambu dinilai menjadi simbol budaya Indonesia dalam hal rancang bangun.
"Jadi saya pikir ini satu waktu di mana kita bisa menunjukkan kemampuan konstruksi kita yang sangat lokal," ujar Rubi.
Khusus di ruang tunggu atau holding para kepala negara anggota G20, Rubi menyelipkan bahan kayu dan rotan pada bagian furnitur. Di tempat itu para pemimpin negara bisa menyaksikan peragaan metaverse tentang proyek Ibu Kota Negara Nusantara.
"Itu kita bangun dalam waktu 3 minggu. Di sebelahnya ada dome bambu yang kita bangun 3 minggu di lapangan, tapi 2 bulan di Desa Gianyar," ujar Robi.
Robi memang menggandeng sejumlah perajin bambu dari Desa Gianyar buat mewujudkan konsep bangunan itu.
Bahkan pakar konstruksi bambu dari Universitas Gajah Mada, Ashar Saputra, turut dilibatkan.
"Jadi memang tema bambunya itu dari Desa Gianyar untuk pemimpin dunia," ucap Robi.
Menurut Elwin Mok yang merupakan visual creative consultant dalam KTT G20, mereka mengangkat konsep sintetik dalam karya desain interior.
"Kita mengangkat suatu konsep yaitu dunia ini semakin sintetik. Ada metaverse, artificial intelligence dan sebagainya. Kita melihat di kesempatan ini kita mau ngangkat sesuatu yang beda yaitu nilai otentik," kata Elwin.
Elwin mewujudkan konsep itu melalui penempatan bahan rotan, kayu, dan bambu di arena KTT G20.
Bagi Elwin, penggunaan ketiga bahan menjadi ciri tersendiri dan keunggulan gelaran KTT G20 di Indonesia.
"Jadi ketika dunia semakin sintetik, kita mau menunjukkan Indonesia mempunyai nilai yang otentik," lanjut Elwin.
https://nasional.kompas.com/read/2022/11/16/14394131/kubah-bambu-dari-gianyar-untuk-para-pemimpin-g20