Salin Artikel

Keluasan Hati dan Pengampunan Orangtua Brigadir J saat Bertemu Langsung Penembak Anaknya...

Terdakwa Bharada Richard Eliezer alias Bharada E tiba-tiba berdiri, berjalan tanpa rasa ragu menuju tempat duduk Samuel dan Rosti, orangtua Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J).

Tak ada sepatah kata pun ia ucap kepada para pengacara yang membelanya, mata dan langkahnya mantap ingin menghampiri Samuel dan Rosti.

Bharada E mendekati Samuel, membungkukkan badannya, dan mengulurkan kedua tangannya layaknya ingin meminta maaf. Samuel menyambut uluran tangan itu seraya mengelus-elus kepala Bharada E seolah ingin menyatakan, "sudah.. sudah..."

Bharada E kemudian berpindah ke Rosti, ibu kandung Brigadir J. Dengan membungkuk dia menantikan balasan Rosti untuk menjabat tangannya.

Rosti sedikit sibuk dengan tasnya.

Tak lama, Rosti menyalami tangan Bharada E. Seketika itu juga Bharada E bersimpuh, menenggelamkan kepalanya dan tangan mereka yang saling menggenggam ke pangkuan Rosti.

Melihat momen itu, Samuel kembali mengelus kepala Bharada E.

Ruang sidang terdiam setelah sebelumnya riuh dengan suara awak media memanggil-manggil nama Samuel dan Rosti demi kepentingan fotografi.

Ajaran jujur dan pengampunan

Persidangan berjalan hingga sore hari.

Sejumlah kesaksian telah diungkap dan akan menjadi pertimbangan majelis hakim untuk menjatuhkan hukuman untuk ajudan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo itu.

Samuel dan Rosti kembali bertemu Bharada E di ruang sidang.

Majelis hakim memberi kesempatan kepada para saksi, termasuk Samuel dan Rosti, untuk menyampaikan kata-kata kepada terdakwa.

Samuel dengan tegas meminta Bharada E untuk berkata sejujur-jujurnya.

"Apa yang kamu lihat, apa yang kamu rasakan pada saat kejadian, saya mohon di persidangan selanjutnya, di depan hakim yang mulia, kamu jujur," katanya.

"Iya Pak," jawab Bharada E.

"Tuhan Yesus memberkati," sambung Samuel.

Majelis hakim kemudian mempersilakan Rosti untuk berbicara.

Awalnya Rosti berbicara dengan tenang. Sama seperti ucapan suaminya, ia meminta agar Bharada E berkata jujur.

Rosti berharap nama baik Brigadir J dipulihkan. Terlebih sejak kasus ini mencuat, nama anaknya dicemari dengan dugaan pelecehan seksual.

"Itu anak saya sudah terbunuh dengan sadis dan keji masih juga selalu difitnah rekayasa mereka," katanya.

"Bharada E mohon, kita diajarkan selalu berkata jujur dan saling mengampuni, berkatalah jujur sejujur-jujurnya," kata Rosti meneruskan nasihatnya.

Rosti terus mengingatkan soal kejujuran hingga akhirnya tangisnya pecah saat menyatakan bahwa kepergian Brigadir J adalah hal yang sangat berat untuk dia tanggung. Ditambah kematian Brigadir J tidak wajar.

Rosti lalu mengingatkan Bharada E tentang ajaran kasih dan pengampunan.

"Sebenarnya secara manusia, kalian tidak ada sedikitpun berhati nurani buat anakku, menyelamatkan anakku, tapi kami masih diajarkan, mempunyai iman kepada Tuhan untuk saling mengampuni...," kata Rosti sambil menangis.

Bharada E yang duduk di kursi terdakwa, memandang Samuel dan Rosti dengan raut wajah yang tak keruan.

Sesekali ia menunduk, sesekali ia menelan ludahnya, sesekali ia mengangguk tanda setuju ucapan Rosti dan Samuel. Matanya tampak sayu seolah tahu kesalahannya tak terampuni.

Bharada E tak mengelak. Dengan sisa-sisa suaranya, dia berjanji akan terus berkata jujur.

Ia juga menyatakan ketidakpercayaannya tentang Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap Putri.

"Bapak, Ibu, saya akan berkata jujur, saya akan membela abang saya, Bang Yos, untuk yang terakhir kalinya, karena saya tidak mempercayai bahwa Bang Yos setega itu melakukan pelecehan,” katanya.

"Saya siap apa pun yang akan terjadi, apa pun keputusan hukum ke diri saya," tutup Bharada E.

https://nasional.kompas.com/read/2022/10/26/05110031/keluasan-hati-dan-pengampunan-orangtua-brigadir-j-saat-bertemu-langsung

Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke