Sebab, partai berlambang mercy itu tengah berada dalam kondisi percaya diri.
Firman mengungkapkan, tingginya semangat para kader Partai Demokrat disebabkan karena tiga faktor.
“Pertama, partai ini sudah pulih meski digoyang (upaya) kudeta. Jadi partai ini ibarat mobil, lagi hits-hitsnya,” ujar Firman pada Kompas.com, Senin (24/10/2022).
Kedua, elektabilitas partai dan AHY mengalami peningkatan.
“Suara Demokrat cenderung naik terus, survei (elektabilitas) AHY juga lumayan kan,” paparnya.
Faktor ketiga, lanjut Firman, dukungan Anies di beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah lemah. Sedangkan beberapa wilayah itu, dikuasai oleh kader Partai Demokrat.
“Di kantong-kantong suara di mana potensi Anies lemah itu ada beberapa kepala daerah dari Demokrat, dan suara Demokrat dianggap naik,” ungkapnya.
“Jadi di wilayah (dukungan) Anies lemah, bisa diperjuangkan oleh kader Demokrat. (Langkah) itu yang tidak bisa diandalkan pada Nasdem dan PKS,” sebut dia.
Namun demikian, Firman menilai hal itu belum cukup meyakinkan dua partai politik (parpol) calon mitra koalisi Partai Demokrat yakni Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Kelihatannya bagi pihak lain coba dipikirkan dulu untuk mencari (potensi) maksimalnya. Jadi pilihan (cawapres) itu masih terbuka,” ujarnya.
Diketahui Partai Demokrat, Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terus melakukan komunikasi intens menjajaki koalisi. Ketiganya sama-sama menginginkan Anies Baswedan menjadi capres.
Namun demikian, ketiga parpol belum sepakat dalam proses penentuan cawapres.
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mengatakan pihaknya ingin kandidat cawapres tidak berasal dari parpol. Hal itu penting agar tak ada pihak yang merasa saling dirugikan dalam koalisi.
Sedangkan Juru Bicara PKS M Kholid mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mendorong agar Anies bisa berpasangan dengan mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/24/21580061/pengamat-anggap-wajar-demokrat-terus-dorong-ahy-jadi-cawapres-anies