Khusus mengenai calon presiden (capres), PDI-P menyoroti bahwa sosok itu harus ditopang oleh kekuatan kolektif atau gabungan partai politik.
"Itu yang kami persiapkan, merancang satu gabungan partai politik agar pemerintahannya efektif. Dan juga mayoritas dukungan Presiden dari rakyat 50 persen plus 1 tercermin juga di parlemen,” kata Hasto dalam keterangannya, Senin (10/10/2022).
“Makanya lobi politik penting. Negosiasi itu perlu," ujarnya melanjutkan.
Hasto kemudian membeberkan apa saja contoh yang dimaksud dengan lobi-lobi politik.
Ia tak memungkiri bahwa beberapa agenda yang dilakukan melalui Ketua DPP PDI-P Puan Maharani ke petinggi partai politik adalah lobi politik.
Misalnya, jalan sehat Puan bersama Ketum Golkar Airlangga Hartarto di Monas, pada Sabtu (8/10/2022).
Kemudian, saat Puan mengunjungi Ketum Gerindra Prabowo Subianto pada 4 September 2022 dan keduanya berkuda bersama.
"Jalan-jalan sehat itu perlu, naik kuda bersama itu perlu. Sekarang naik perahu juga perlu karena Jakarta banjir,” kata Hasto.
Berikutnya, Hasto menjelaskan soal momentum. Saat ini, katanya, Presiden Jokowi masih punya dua tahun masa jabatan hingga 2024.
“Dalam konteks politik persoalan ekonomi ini yang paling berat saat ini. Ini yang harus kita atasi. Jangan dibawa ke kontestasi politik pemilu 2024 yang terlalu dini. Kita punya komitmen mencapai legacy yang maksimal bagi pak Jokowi,” ujarnya.
Oleh karena itu, PDI-P enggan terburu-buru menanggapi soal pencapresan yang sudah ramai beberapa waktu belakangan.
Hasto menegaskan, semua keputusan terkait pencapresan ada di tangan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
"Semuanya akan diputuskan oleh Ibu Mega. Beliau meminta semua bersabar dan fokus pada pemulihan ekonomi,” kata Hasto.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/10/16433061/ceritakan-saat-pdi-p-siapkan-capres-hasto-lobi-politik-penting