Ali mengatakan, Nasdem menghormati keputusan para kader yang memilih keluar. Tetapi, ia mengingatkan selalu ada dinamika dalam partai politik.
"Tidak semua keinginan kita dipenuhi oleh partai kan. Karena di partai itu kan kita bercita-cita. Bercita-cita bukan untuk diri, bukan untuk kelompok, bukan untuk keluarga. (Tetapi) bercita-cita untuk bangsa dan negara," ujar Ali saat dihubungi Kompas.com, Kamis (6/10/2022).
Ali lantas mengatakan, jika seseorang bergabung dengan partai untuk mengurus diri sendiri atau suatu kelompok, maka pola pikir itu salah.
Ia menekankan, tujuan dari berpartai di Partai Nasdem adalah untuk membangun Indonesia yang lebih baik ke depannya.
"Jadi, tidak bisa menang-menangan," ujarnya.
Kemudian, kata Ali, jika seseorang ingin bekerja untuk suatu kelompok, maka lebih baik bergabung dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) saja, bukan di partai politik.
Menurut Ali, di dalam partai politik, diperlukan kedewasaan seorang kader dalam menjalani proses demokrasi di internal partai.
"Ruang dinamika dan ruang untuk berdialektika sudah sangat terbuka di partai," kata Ali.
Lebih lanjut, Ali memberi tips untuk kader Nasdem yang memutuskan keluar dari partai karena tidak setuju dengan keputusan mengusung Anies Baswedan menjadi capres.
Menurutnya, tidak perlu menimbulkan kegaduhan dengan berceloteh di media sosial.
Sebaliknya, Ali melanjutkan, jika tidak setuju maka tidak perlu memilih Anies di bilik suara nantinya.
"Menurut saya, cara untuk menghukum orang yang kita tidak suka adalah dengan cara tidak memilih," ujarnya.
Sementara itu, Ali juga menyampaikan rasa terima kasih kepada salah satu kader Nasdem yang keluar, Niluh Djelantik.
Ia menilai Niluh Djelantik adalah salah satu kader terbaik yang pernah dimiliki Nasdem.
"Kami mohon maaf harus berpisah karena pilihanmu sendiri. Jadi, bahwa setiap keputusan itu pasti akan ada risikonya," kata Ali lagi.
Sejumlah kader Nasdem mundur
Diketahui, langkah Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres yang akan diusung pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024 menuai beragam reaksi dari sejumlah kader.
Pengumuman untuk mendukung Anies menjadi capres disampaikan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2022).
Ternyata tidak seluruh kader Nasdem sepakat dengan keputusan partai mengusung Anies Baswedan sebagai capres.
Ada kader yang terang-terangan menyatakan ketidaksetujuan. Tetapi, yang lainnya mendukung keputusan itu.
Contohnya, di Kota Semarang, Jawa Tengah. Sejumlah kader Partai Nasdem di kota itu menyatakan sikap tidak sejalan dengan keputusan mengusung Anies Baswedan menjadi capres.
Pernyataan sikap menolak tersebut disampaikan dengan cara keluar dari keanggotaan partai.
"Minggu ini saya akan kirim surat pengunduran diri secara resmi ke partai," kata Sekretaris Garda Pemuda Nasdem Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Kota Semarang, Hanandityo Narendro, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (5/10/2022).
"Menurut saya Anies Baswedan pernah terlibat dalam politik identitas yang menurut saya tak pas," ujarnya.
Alasan lainnya Hanandityo mengundurkan diri karena Anies tidak sevisi dengan prinsip berpolitik yang dipegangnya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris DPD Partai Nasdem Kota Semarang, Shafiqh Pahlevi Lontoh juga mengaku sudah mengundurkan diri secara resmi.
"Saya sudah mengundurkan diri," ujarnya.
Alasannya keluar dari Partai Nasdem karena pemikiran dan hati nuraninya sudah tidak sejalan dengan kebijakan partai.
"Tidak lagi sesuai dengan hati nurani dan lebih baik mengundurkan diri," katanya.
Kader Nasdem lainnya yang menyatakan mengundurkan diri dari keanggotaan partai setelah Anies Baswedan dideklarasikan menjadi capres adalah Andreas Acui Simanjaya dari Kalimantan Barat dan Niluh Djelantik.
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/06/17512631/pesan-nasdem-untuk-kader-yang-keluar-karena-anies-dideklarasikan-jadi-capres