Salin Artikel

Bareskrim Tangani 16 Kasus Investasi Bodong sejak 2019 hingga 2022

Dari total 16 kasus investasi ilegal itu, 10 kasus sudah dinyatakan lengkap atau P21 dan masuk tahap II, satu perkara masuk pelimpahan tahap I, dan lima perkara di tahap penyidikan.

“Dittipideksus Bareskrim Polri menangani 16 perkara tindak pidana penipuan investasi sepanjang tahun 2019 sampai dengan 2022,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis (29/9/2022).

Ramadhan menyebutkan, 10 perkara yang sudah ditangani hingga P21 dan pelimpahan tahap II yakni kasus investasi ilegal di PT Nortcliff Indonesia, PT Indosterling Optima Investa, PT Indosurya, PT Hanson, PT Berkat Bumi Citra, PT Jouska, PT Fikasa Grup, EDC Cash, serta dua kasus investasi suntikan modal (sunmod) alat kesehatan.

Terkait kasus PT Indosterling Optima Investa, perkaranya sudah sampai tahap persidangan. Hasilnya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutus lepas (ontslag van alle rechtsvervolging) berdasarkan nomor putusan 408/Pid.Sus/2021/PN.Jkt.Pst tanggal 03 Februari 2022.

Sementara itu, satu kasus yang penanganannya sampai pada pelimpahan tahap I yakni kasus di Kampung Kurma Grup.

“Kemudian perkara yang masih dalam penyidikan PT Asuransi Jiwa Adi Sarana, PT Asuransi Kresna, PT Kresna Sekuritas, PT Narada Asset Management, dan PT Oso Sekuritas,” ucap Ramadhan.

Menurut Ramadhan, rata-rata investasi yang dilakukan 16 perusahaan tersebut dengan menghimpun dana masyarakat, tetapi tidak memiliki izin dari Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Ia mencontohkan, PT Nortcliff Indonesia telah melakukan tindak pidana penipuan dan penggelapan dengan modus menempatkan dana masyarakat dalam bentuk investasi.

Namun, menurut dia, saat waktu jatuh tempo dana pokok dan bunga tidak dapat dicairkan dan justru digunakan untuk kepentingan perusahaan atau kepentingan pribadi.

“Adapun pasal yang dilanggar yaitu Pasal 378 KUHP dengan ancaman hukuman penjara 4 tahun. Pasal 372 KUHP dengan ancaman hukuman penjara maksimal 4 tahun,” kata Ramadhan.

Kemudian, Ramadhan menyebut PT berkat Bumi Citra telah melakukan tindak pidana penipuan dengan modus menghimpun dana dari masyarakat melalui produk yang dikeluarkan oleh perusahaan itu tanpa izin resmi dari OJK.

Pasal yang dilanggar yaitu Pasal 378 KUHP, Pasal 379a juncto Pasal 56 KUHP, dan Pasal 46 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan.

Lalu, PT Fikasa Group telah melakukan penghimpunan dana dari masyarakat tanpa izin dari Bank Indonesia dan OJK selama periode 14 Oktober 2016 sampai 25 April 2020.

“Dengan cara menjanjikan keuntungan investasi kepada korban sebesar 9 persen per tahun serta meyakinkan para korbannya jika PT Fikasa Grup telah memiliki izin resmi,” ujar Ramadhan.

Adapun pasal yang dilanggar Pasal 46 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Pasal 378 KUHP, Pasal 372 KUHP, dan Pasal 2 juncto Pasal 3 juncto Pasal 4 juncto Pasal 5 UU Nomor 8 tahun 2010 tentang TPPU.

Kelima, PT Narada Asset Management diduga telah melakukan kegiatan investasi ilegal dan adanya peristiwa gagal bayar kepada nasabah produk reksadana.

Adapun pasal yang disangkakan yaitu Pasal 62 juncto Pasal 9 UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, lalu Pasal 378 KUHP dan Pasal 372 KUHP.

Catatan redaksi:

Berita ini telah mengalami perubahan terkait penyesuaian informasi mengenai PT Indosterling Optima Investa, khususnya soal hasil persidangan kasus tersebut yang memutus lepas perusahaan itu. 

https://nasional.kompas.com/read/2022/09/29/13125821/bareskrim-tangani-16-kasus-investasi-bodong-sejak-2019-hingga-2022

Terkini Lainnya

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang 'Toxic'

JK: Pelanggar UU Lebih Tidak Boleh Masuk Pemerintahan Ketimbang Orang "Toxic"

Nasional
Tanggapi Luhut soal Orang 'Toxic', Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Tanggapi Luhut soal Orang "Toxic", Anies: Saya Hindari Diksi Merendahkan atas Perbedaan Pandangan

Nasional
Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Profil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Dulu Antikorupsi, Kini Ditahan KPK

Nasional
Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim 'Red Notice' ke Interpol

Buru WN Nigeria di Kasus Email Bisnis Palsu, Bareskrim Kirim "Red Notice" ke Interpol

Nasional
Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Sama Seperti Ganjar, Anies Berencana Berada di Luar Pemerintahan

Nasional
Anggap 'Presidential Club' Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Anggap "Presidential Club" Prabowo Positif, Jusuf Kalla: di Seluruh Dunia Ada

Nasional
Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Dituntut 1 Tahun Penjara Kasus Pencemaran Nama Ahmad Sahroni, Adam Deni Ajukan Keberatan

Nasional
Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Anies Mengaku Belum Bicara Lebih Lanjut Terkait Pilkada DKI Jakarta dengan Surya Paloh

Nasional
KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat 'Presidential Club'

Prabowo Tak Perlu Paksakan Semua Presiden Terlibat "Presidential Club"

Nasional
'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

"Presidential Club" Prabowo Diprediksi Jadi Ajang Dialog dan Nostalgia

Nasional
Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye 'Tahanan KPK' Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Gus Muhdlor Kenakan Rompi Oranye "Tahanan KPK" Usai Diperiksa 7 Jam, Tangan Diborgol

Nasional
Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Adam Deni Hanya Dituntut 1 Tahun Penjara, Jaksa: Sudah Bermaafan dengan Sahroni

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Ide "Presidential Club" Prabowo Diprediksi Bakal Bersifat Informal

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Ma'ruf Amin: Perlu Upaya Lebih Keras

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke