Dwika mengatakan, penyebab jatuhnya pesawat baru bisa diketahui setelah bangkai pesawat ditemukan dan dibawa ke daratan untuk dilakukan investigasi.
“Penyebab kecelakaan pesawat itu masih kita dalami karena kita akan menurunkan tim investigasi setelah pesawat itu bisa ditemukan kemudian kita angkat,” kata Dwika dalam konferensi pers di Markas Besar Angkatan Laut (MabesAL), Jakarta, Rabu (7/9/2022) sore.
Sementara itu, untuk kondisi dua penerbang pesawat Bonanza hingga kini belum bisa dipastikan.
Dwika mengatakan, kondisi dua penerbang baru bisa dipastikan setelah tim penyelam benar-benar menemukan bangkai pesawat.
“Kemungkinan sampai penyelam yang melaksanakan pertolongan telah benar-benar dapat menemukan dan melaporkan kondisi penerbang,” ujarnya.
Dwika menambahkan, proses pencarian pesawat sempat terkendala cuaca. Sebab, cuaca di lokasi titik jatuhnya pesawat dalam kondisi hujan.
Meski demikian, Tim SAR TNI AL tetap berupaya sesegera mungkin menemukan bangkai pesawat termasuk dua penerbangnya.
“Sesuai perintah Bapak KSAL, secepat mungkin kita akan melakukan evakuasi,” kata Dwika.
Sekitar 10 menit setelah lepas landas, pesawat tersebut dilaporkan hilang kontak di antara perairan di Bangkalan dan Gresik, pukul 08.55 WIB.
Hingga kini, Tim SAR TNI AL terus melakukan upaya pencarian ke lokasi titik jatuhnya pesawat.
Proses pencarian dengan mengerahkan 7 KRI, 1 pesawat CN-235, 2 Helikopter, 2 Kapal Angkatan Laut (KAL), 2 Tim Kopaska, dan 2 tim penyelam.
Berdasarkan tangkapan sonar kapal TNI AL, pesawat tersebut tenggelam di kedalaman sekitar 10-15 meter, di Selat Madura.
https://nasional.kompas.com/read/2022/09/07/21314221/danpuspenerbal-penyebab-jatuhnya-pesawat-latih-bonanza-masih-didalami