Salin Artikel

Pengamat: Jokowi Sedang Membesarkan Hati Koleganya yang Minim Elektabilitasnya

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Adi Prayitno menilai, Presiden Joko Widodo tengah membesarkan hati koleganya, seperti Airlangga Hartarto dan Puan Maharani, yang tidak memiliki elektabilitas tinggi.

Adi mengungkapkan hal itu menanggapi pernyataan Jokowi yang meminta para pendukungnya untuk tidak terburu-buru menentukan calon presiden yang akan didukung pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Saat berbicara di acara Rapimnas Bravo 5, Jokowi menyatakan bahwa tokoh-tokoh yang saat ini memiliki elektabilitas tinggi, belum tentu dicalonkan sebagai calon presiden oleh partai politik.

"Saya kira pernyataan presiden itu terutama untuk membesarkan hati dan dianggap sebagai bentuk keberpihakan yang cukup realistis bahwa yang bisa maju, yang punya tiket partai. Ini untuk menjaga perasaan figur-figur di sekitar presiden yang enggak punya elektabilitas tinggi," kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (27/8/2022).

Adi mengatakan, Jokowi nampaknya ingin menjaga keseimbangan politik baik di internal parpol yang mengusungnya maupun di eksternal parpol. Sebab sejauh ini, Jokowi diduga telah menentukan sikap politiknya untuk mendukung rekan satu partainya, yang tak lain Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Diketahui, Ganjar memang menjadi salah satu tokoh yang memiliki elektabilitas tinggi. Berdasarkan Survei Litbang Kompas yang dilakukan 26 Mei hingga 4 Juni 2022, elektabilitas Ganjar berada di urutan kedua setelah Prabowo Subianto, mencapai 22 persen.

Sementara itu, merujuk hasil survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) yang dirilis 20 Juli 2022, elektabilitas Airlangga mencapai 3,59 persen.

Sementara, survei Lembaga Indopol Survey and Consulting yang dirilis 15 Juli 2022 menunjukkan hasil berbeda. Menurut survei ini, elektabilitas Airlangga sebesar 0,57 persen.

Airlangga biasanya bersaing dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), hingga Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani yang elektabilitasnya juga di kisaran angka 1-4 persen.

"Tentu untuk keseimbangan komunikasi atau keseimbangan politik, karena yang punya keinginan untuk maju itu kan banyak, ada Puan, Airlangga Hartarto, Prabowo Subianto. Orang-orang yang selalu muncul dalam survei yang saat ini belum tentu bisa maju karena persoalan tiket partai," tutur Adi.

Lebih lanjut Adi merasa, belakangan sikap politik Jokowi cenderung mengayun, tidak mengungguli yang kanan maupun yang kiri.

Hal ini, kata Adi, mengaburkan tudingan-tudingan publik bahwa Jokowi memang belum menentukan politik apapun terutama soal Capres.

Jokowi pun dianggap lebih realistis, yakni sebesar apapun elektabilitas seseorang tidak akan bisa maju menjadi Capres bila tidak memiliki tiket atau restu dari parpol yang mengusungnya.

"Itu yang saya tangkap kenapa kemudian Pak Jokowi ngomong bahwa soal Pilpres itu yang elektabilitasnya tinggi belum tentu dapat tiket. Karena memang orang-orang di sekitar Jokowi adalah orang-orang yang punya akses partai tapi elektabilitasnya enggak tinggi seperti Airlangga Hartarto dan Puan," jelasnya.

Sebagai informasi, ungkapan jangan tergesa-gesa atau ojo kesusu diungkap Jokowi dalam acara Rapimnas Bravo Lima, Jumat (26/8/2022).

Ia menegaskan, Undang-Undang Dasar 1945 mengatur bahwa calon presiden harus diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. Artinya, kata Jokowi, para relawan semestinya tidak menjatuhkan dukungan sejak dini.

"Belum tentu yang elektabilitasnya tinggi itu diajukan oleh partai atau gabungan partai, kalau mereka enggak mau gimana? Oleh sebab itu, sekali lagi, ojo kesusu, tidak usah tergesa gesa," kata Jokowi di acara Rapimnas Bravo Lima, Jumat (26/8/2022).

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/27/16212171/pengamat-jokowi-sedang-membesarkan-hati-koleganya-yang-minim

Terkini Lainnya

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Sekjen PDI-P: Banyak Pengurus Ranting Minta Pertemuan Megawati-Jokowi Tak Terjadi

Nasional
Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Bisa Tingkatkan Kualitas dan Kuantitas Hakim Perempuan, Ketua MA Apresiasi Penyelenggaraan Seminar Internasional oleh BPHPI

Nasional
Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Jelang Pemberangkatan Haji, Fahira Idris: Kebijakan Haji Ramah Lansia Harap Diimplementasikan secara Optimal

Nasional
Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Anies Tak Mau Berandai-andai Ditawari Kursi Menteri oleh Prabowo-Gibran

Nasional
PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

PKS Siapkan 3 Kadernya Maju Pilkada DKI, Bagaimana dengan Anies?

Nasional
Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Anies Mengaku Ingin Rehat Setelah Rangkaian Pilpres Selesai

Nasional
Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Koalisi Gemuk Prabowo-Gibran ibarat Pisau Bermata Dua

Nasional
Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Tawaran Posisi Penting untuk Jokowi Setelah Tak Lagi Dianggap Kader oleh PDI-P

Nasional
Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P dalam Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke