Salin Artikel

IPW Sebut Ada Anggota DPR dan Polri yang Berusaha Pengaruhi Pandangannya Terkait Kasus Kematian Brigadir J

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengungkapkan ada anggota DPR dan personel Polri yang berusaha mempengaruhi pandangannya terkait penanganan kasus tewasnya Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.

Hal itu disampaikannya usai memenuhi panggilan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI terkait dugaan aliran uang Ferdy Sambo ke anggota DPR.

“Pokoknya ada dua orang mempengaruhi saya, yang satu anggota DPR, yang satu dari kepolisian,” tutur Sugeng ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Kamis (25/8/2022).

Ia menjelaskan sebenarnya ada tiga pihak yang menghubunginya di awal kasus kematian Brigadir J mencuat.

Seorang lagi juga merupakan anggota DPR. Namun menurut Sugeng, orang itu hanya meminta pandangan tentang perkara tersebut.

“Yang satu anggota DPR hanya bertanya latar belakang (perkara) saja. Saya jelaskan bahwa IPW punya sikap untuk membentuk tim gabungan pencari fakta dan penonaktifan (Ferdy Sambo),” ucapnya.

Namun ia tak bisa membeberkan pada publik siapa dua orang yang disebutnya mencoba mempengaruhi itu.

Sugeng hanya membeberkan bahwa anggota Polri tersebut tak masuk dalam 97 anggota yang tengah diperiksa terkait pelanggaran kode etik.

Di sisi lain, Sugeng menganggap, upaya mempengaruhi sudut pandang IPW atas perkara kematian Brigadir J, karena dua pihak tersebut tertipu oleh narasi yang disebarkan oleh Sambo.

“Iya mungkin dia juga dapat suara bohong kan. Dibohongi,” katanya.

Terakhir ia mengklarifikasi bahwa tak ada aliran dana yang diterima anggota DPR dari Sambo.

“Kami memang tidak ada fakta terkait aliran dana itu, hanya sebagai bentuk pernyataan yang dilontarkan kemudian telah kami klarifikasi,” pungkasnya.

Disebutkan Sugeng sempat melontarkan pernyataan pada salah satu media massa soal penerimaan uang anggota DPR dari Ferdy Sambo.

Namun dalan proses klarifikasi dengan MKD ia mengakui bahwa ucapan itu salah karena dilontarkan dalam keadaan ia tidak fokus karena sedang mengendarai mobil.

Selain Sugeng, MKD pun turut meminta keterangan dari Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) soal dugaan adanya anggota DPR yang menerima telepon dari Sambo pasca kematian Brigadir J.

Namun Mahfud enggan membeberkan nama anggota DPR itu karena mengaku belum mendapatkan klarifikasi dari pihak yang bersangkutan.

Sementara itu Ketua MKD DPR RI Aboe Bakar Al-Habsyi menyatakan setelah menerima keterangan dua pihak itu, proses dugaan pelanggaran etik tidak akan dilanjutkan.

Sebab tak ada tindak pidana atau aliran dana yang diterima oleh anggota DPR.

“Sudah enggak ada apa-apa. Close,” tandasnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/25/17172931/ipw-sebut-ada-anggota-dpr-dan-polri-yang-berusaha-pengaruhi-pandangannya

Terkini Lainnya

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

Nasional
Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

Nasional
Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke