Salin Artikel

PDI Perjuangan, Pemilu, dan Makna Filosofis Angka "Pitu"

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana sepanjang Jalan Pangeran Diponegoro hingga Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, pada Senin (1/8/2022) pagi, terpantau ramai.

Kirab budaya yang dilakukan fungsionaris PDI Perjuangan, mulai dari depan markas mereka hingga kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), berhasil menyita perhatian publik.

Dalam barisan konvoi itu, ada beberapa hal yang ditunjukkan. Mulai dari marching band, konvoi dengan pakaian khas tokoh pewayangan, parade angklung hingga perempuan mengenakan kebaya.

Semuanya terlihat antusias dengan busana didominasi warna merah khas PDI Perjuangan, berjalan diiringi dengan lantunan lagu-lagu nasional serta mars PDI-P.

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang memimpin konvoi itu mengungkapkan bahwa kirab kebudayaan ini merupakan cara PDI-P dalam menyambut perayaan kemerdekaan RI sekaligus untuk menyemarakkan tahapan Pemilu 2024.

"Apa yang dilakukan oleh PDI Perjuangan sebagai komitmen terhadap seluruh tahapan Pemilu juga menampilkan pada bulan Agustus ini semangat nasionalisme, patriotisme bela negara, semangat Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan," kata Hasto ditemui di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin.

PDI Perjuangan menjadi partai pertama yang diterima KPU untuk mendaftar sebagai calon peserta Pemilu 2024. Tercatat, ada delapan parpol lain yang turut mendaftar kemarin.

Makna filosofis angka "pitu"

Setelah melakukan pendaftaran dan menyerahkan dokumen administratif yang diperlukan, PDI-P optimistis bahwa berkas yang mereka bawa telah lengkap 100 persen.

Ketua DPP PDI-P bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul turut menyoroti jumlah anggota partai yang didaftarkan.

Pacul mengungkapkan, PDI-P mendaftarkan anggotanya dengan angka yang unik, yaitu 477.777 orang.

"4 itu adalah gambaran kursi yang kita rebut kuasa elektoral, 77 (yang pertama) itu adalah ultah Republik kita," ujar Pacul di Kantor KPU, Jakarta, Senin.

Sementara, angka tujuh yang berikutnya menurut dia, tak lepas dari filosofi orang Jawa, yaitu "pitu". 

"Tujuh yang ketiga, Karena kami dari sebagian kita adalah orang Jawa, itu adalah berharap menerima pitu (tujuh), pitulungan (pertolongan)," kata Pacul.

Frasa "pitu", imbuh Ketua Komisi III DPR itu juga dapat dikaitkan dengan "pitutur" yang dalam bahasa Jawa berarti nasihat.

Menurutnya, PDI-P hendak membawa pesan atau nasihat yang baik, terutama dalam menyambut Pemilu 2024.

"Pitutur yang baik untuk membuat pemilu lebih baik," imbuh Pacul.

Di sisi lain, pitulungan artinya bantuan. Pacul menjelaskan makna pitulungan artinya PDI-P berharap agar dapat memenangkan Pemilu 2024.

Jika PDI-P kembali memenangkan Pemilu 2024, kata Pacul, artinya partai berlambang banteng moncong putih itu akan memenangkan Pemilu untuk ketiga kalinya.

Sebab diketahui, PDI-P telaih menjadi partai pemenang Pemilu 2014 dan 2019.

"Kita berharap juga tentu memenangkan hattrick sebagaimana yang diperintahkan dari ketua umum," harap Pacul.

https://nasional.kompas.com/read/2022/08/02/09431501/pdi-perjuangan-pemilu-dan-makna-filosofis-angka-pitu

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke