Salin Artikel

Isu Lingkungan, Krisis Kesehatan hingga Ekonomi Diperkirakan jadi Tantangan Calon Pemimpin ke Depan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Departemen Politik dan Perubahan Sosial Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengungkapkan ada sejumlah isu yang akan dihadapi calon pemimpin Indonesia, pasca pergantian kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 2024.

Isu pertama adalah soal lingkungan di mana juga menjadi sorotan dunia, utamanya negara-negara di Eropa.

"Sekarang ini negara-negara, terutama negara-negara di Eropa sangat concern pada isu lingkungan. Bahkan misalnya dalam pertemuan G20 dan kita menjadi presidensi G20, ada kebijakan untuk mendorong deforestasi," kata Arya dalam diskusi bertajuk "Memaknai Mandat Politik untuk Puan Maharani", di Cikini, Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Ia mengatakan, calon pemimpin Indonesia juga mesti memahami persoalan lingkungan dunia ke depan.

Dia menyebutkan, misalnya di Portugal terjadi gelombang panas yang menyebabkan hampir ribuan orang meninggal dunia.

"Indonesia, kita beberapa tempat bahkan di kota besar, mengalami banjir. Jadi tantangan lingkungan, perubahan iklim, ke depan akan semakin berat. Dan kita sedang menghadapi itu," ujarnya.

Isu kedua yang mesti dihadapi calon pemimpin yaitu mengenai kesehatan.

Dia mengingatkan, persoalan kesehatan karena pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan Indonesia dan dunia ke depan.

Terlebih, situasi Covid-19 dinilai kerap berubah. Kasus aktif di Indonesia contohnya, kadang mengalami kenaikan atau penurunan.

"Enggak menutup kemungkinan ke depan isu-isu kesehatan, krisis kesehatan masih terjadi," terang Arya.

"Beberapa waktu lalu misalnya, tiga hari lalu badan kesehatan dunia atau WHO mengumumkan soal cacar monyet jadi darurat kesehatan global," sambungnya.

Untuk Indonesia, tantangan bidang kesehatan juga masih seputar gizi buruk dan stunting pada anak.

Kemudian, isu berikutnya adalah soal ancaman krisis ekonomi yang kini juga tengah dihadapi oleh beberapa negara di dunia.

Dia mencontohkan beberapa negara maju juga tak luput dari ancaman krisis ekonomi akibat inflasi.

"Nah di kita sekarang bagusnya inflasi kita terkendali, tapi kan tantangan ke depan kita enggak tahu seperti apa," kata dia.

"Nah begitu juga soal isu isu ketimpangan itu masih terjadi dan juga soal bonus demografi, akan terjadi urbanisasi, orang akan berpindah dari desa ke kota karena di desa tidak tersedia lapangan kerja," tambah Arya.

Atas hal-hal tersebut, Arya menilai bahwa situasi tantangan dunia ke depan akan semakin berat.

Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan pemimpin yang memiliki visi ke depan.

"Kita tentu butuh pemimpin yang teruji. Nah teruji itu maksud saya begini, apakah dia dengan situasi yang berat seperti itu, bagaimana pemimpin tersebut mampu memimpin dalam situasi krisis," nilai Arya.

Selain itu, Arya berpandangan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu berkolaborasi, tidak hanya antar sesama elite politik, tetapi juga dengan pihak swasta.

"Karena ke depan, negara memang enggak bisa kalau kita kerja sendiri. Negara harus kolaborasi dengan sektor swasta," pungkas Arya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/27/22450651/isu-lingkungan-krisis-kesehatan-hingga-ekonomi-diperkirakan-jadi-tantangan

Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke