Salin Artikel

Cerita di Balik Celana Pendek Gus Dur Saat Menyapa Pendukungnya dari Istana

Presiden Republik Indonesia ketika itu, Abdurrahman Wahid muncul dari Istana Merdeka dengan mengenakan celana pendek dan kaus berkerah.

Didampingi putrinya, Yenny Wahid, dan sejumlah pegawai Istana, pria yang akrab disapa Gus Dur itu melambaikan tangan ke arah ribuan pendukungnya yang menyemut di depan Istana.

Para pendukung Gus Dur itu berkumpul setelah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) mencabut mandat terhadap Gus Dur pada 23 Juli 2001 siang.

Bertahun-tahun kemudian, momen Gus Dur melambai dari Istana mengenakan celana pendek menjadi salah satu yang paling membekas di memori masyarakat bila teringat akan sosok Gus Dur.

Sebab, rasa-rasanya hampir tidak mungkin orang nomor satu di negeri ini muncul di hadapan publik dengan pakaian sesederhana yang dikenakan Gus Dur saat itu.

Lantas, bagaimana ceritanya seorang Gus Dur muncul di muka publik dengan pakaian seperti itu?

Wahyu Muryadi, Kepala Protokoler Istana saat itu mengungkapkan, Gus Dur sengaja keluar ke Istana untuk menenangkan para pendukungnya yang disebut sebagai "pasukan berani mati".

"Kan mereka duduk berjajar di depan Istana Merdeka waktu itu di depan Monas, banyak itu ribuan orang. Nah Gus Dur mendengar teriakan-teriakan itu, selawat, ah ini pasti NU pendukung beliau," ujar Wahyu kepada Kompas.com, Rabu (20/7/2022).

Wahyu mengatakan, ketika itu Gus Dur sedang bersantai di ruang makan Istana dan mengenakan pakaian seadanya.

Mendengar keramaian di luar Istana, Gus Dur beranjak menuju kamar untuk bersalin pakaian sebelum menemui pendukungnya yang berkumpul di depan Istana.

Akan tetapi, ajudan yang menuntun Gus Dur rupanya salah paham. Bukannya melangkah ke kamar, Gus Dur justru diarahkan menuju luar Istana.

"Sampai pintu saya bisiki 'Gus, enggak ganti celana dulu, celana pendek ini'. 'Wis kadung, sudah terlanjur,' katanya, 'lagian cuman mau say hai doang kok'," ujar Wahyu menirukan Gus Dur.

Wahyu mengatakan, dengan menyapa pendukungnya, Gus Dur menegaskan dirinya baik-baik saja sekaligus memberi pesan agar mereka berunjuk rasa dengan tertib.

Sesudah itu, Gus Dur berbalik kembali ke Istana.

Wahyu mengakui, peristiwa itu membuat tidak sedikit orang yang menganggap Gus Dur seolah meremehkan para pendukungnya yang datang jauh-jauh ke Jakarta.

Padahal, menurut dia, Gus Dur tidak memiliki niat meremehkan pendukungnya dengan mengenakan celana pendek. Hal itu murni disebabkan miskomunikasi yang terjadi di Istana.

"Ya enggak juga bahwa itu ada kendala fisik kan beliau begitu, ada miskomunikasi, maunya ke kamar terus begitu, enggak ada maksud melecehkan sama sekali," kata Wahyu.

Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid, punya cerita berbeda. Menurut dia, justru Gus Dur sendiri yang ingin menemui demonstran dengan celana pendek.

Alissa menuturkan, awalnya Gus Dur hendak dituntun ke kamarnya untuk mengenakan celana panjang dan baju lengkap.

Namun, Gus Dur merasa ia tidak perlu bersalin pakaian dan akhirnya dituntut menemui demonstran dengan mengenakan celana pendek.

"'Enggak usah' gitu. Sudah, terus ya sudah maunya begitu, akhirnya kita keluarnya begitu," kata Alissa.

Reka Ulang?

Di sisi lain, terdapat pula kabar yang menyebutkan bahwa perstiwa Gus Dur menyapa pendukungnya dengan mengenakan celana pendek bukanlah hal yang spontan terjadi.

Mantan wartawan Harian Kompas yang saat itu bertugas di Istana, Joseph Osdar, bercerita bahwa Gus Dur sempat menemui pendukungnya mengenakan pakaian biasa.

"Enggak jas, tapi pokoknya enggak pakai celana pendek," kata Osdar, Jumat (22/7/2022).

Akan tetapi, ketika Gus Dur pertama menemui demonstran, tidak ada wartawan yang meliputnya. Hal ini disadari oleh Yenny Wahid.

Namun, Gus Dur sudah keburu mengganti pakaian menjadi celana pendek. Kebetulan, Gus Dur juga sempat berolahraga setelah menyapa para demonstran pada kesempatan pertama.

"Gus Dur sudah keburu pakai celana pendek, itu ada jeda sedikit sebelum yang kedua itu dia habis treadmill, habis treadmill dia diajak sama Yenny (ke luar Istana)," ujar Osdar.

"Itu yang pakai celana pendek dadah-dadah. Itulah terjadi itu, dan dadah-dadah-nya pun salah, demonstran di sana, dadah-nya ke arah sana," kata Osdar.

Kolega Osdar sesama wartawan Harian Kompas, Mohammad Bakir, juga mendengar cerita serupa.

Menurut informasi yang diterima Bakir, Gus Dur awalnya sudah menyapa pendukungnya dengan mengenakan celana panjang, tetapi saat itu belum ada kru televisi yang bersiaga untuk mennyorot Gus Dur.

Gus Dur pun kembali ke dalam Istana lalu diminta mengenakan celana pendek supaya kemunculannya tampak dramatis.

"Ya jadi itu sebetulnya waktu itu Gus Dur sudah keluar Istana pakai celana biasa, tapi katanya kurang dramatis ini, enggak pakai celana pendek, jadi itu bikinan begitu lho," kata Bakir, Kamis (21/7/2022).

Bakir mengatakan, wartawan yang bertugas di istana sempat kaget ketika tahu Gus Dur keluar menyapa pendukungnya dengan mengenakan celana pendek.

Akan tetapi, menurut Bakir, sejak awal Gus Dur memang sudah mengurangi "misteri" Istana dengan membuka Istana untuk masyarakat luas, berbeda dengan era Presiden Soeharto yang serba tertutup.

Bakir berpendapat, kemunculan Gus Dur dengan celana pendek juga menyiratkan bahwa istana tersebut merupakan istana rakyat.

"Rakyatnya siapa, ya bisa pakai celana pendek, bisa pakai sepatu sendal, bisa pakai sandal, itu sebetulnya filosofinya Gus Dur begitu," kata Bakir.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/23/16264061/cerita-di-balik-celana-pendek-gus-dur-saat-menyapa-pendukungnya-dari-istana

Terkini Lainnya

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar 'Open House'

Rayakan Ulang Tahun Ke 55, Anies Gelar "Open House"

Nasional
KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

KSAU Tinjau Kesiapan Pengoperasian Jet Tempur Rafale di Lanud Supadio Pontianak

Nasional
Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Jokowi: Alat Komunikasi Kita Didominasi Impor, Sebabkan Defisit Perdagangan Rp 30 Triliun

Nasional
Wapres Maā€™ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Wapres Maā€™ruf Amin Minta Penyaluran Dana CSR Desa Diperhatikan agar Tepat Sasaran

Nasional
Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Hakim MK Tegur KPU karena Renvoi Tak Tertib dalam Sengketa Pileg

Nasional
Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Soal Silaturahmi Kebangsaan dengan Presiden dan Wapres Terdahulu, Bamsoet: Tinggal Tunggu Jawaban

Nasional
Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Hormati Ganjar, Waketum Gerindra: Sikap Oposisi Bukan Pilihan yang Salah

Nasional
Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Ganjar Pilih di Luar Pemerintahan, Bamsoet: Boleh, tapi Kita Bekerja Gotong Royong

Nasional
Hanya Ada 2 'Supplier' Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Hanya Ada 2 "Supplier" Indonesia yang Pasok Perangkat untuk Apple, Jokowi: Memprihatinkan

Nasional
Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House, Anggarannya Hampir 1 Triliun

Nasional
KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

KPK Didesak Usut Pemberian THR ke Anggota DPR dari Kementan, Panggil Bersaksi dalam Sidang

Nasional
Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Pabrik Bata Tutup, Jokowi: Usaha Itu Naik Turun, karena Efisiensi atau Kalah Saing

Nasional
KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

KPU Ungkap Formulir C.Hasil Pileg 2024 Paniai Dibawa Lari KPPS

Nasional
Soal 'Presidential Club' Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Soal "Presidential Club" Prabowo, Bamsoet Sebut Dewan Pertimbangan Agung Bisa Dihidupkan Kembali

Nasional
KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

KPK Periksa Dirut Nonaktif PT Taspen Antonius Kosasih

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke