Dia berpandangan, diplomasi "gowes" yang dilakoni kedua kader partai itu bukan sinyal PDI-P akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menyusul PAN bersama Golkar dan PPP.
"Soal gowes itu, ya soal komunikasi politik saja. Kan tidak bisa antarpartai itu diam, tidak bergerak, tidak bersilaturahmi, dalam konteks pembangunan politik Indonesia, lah, kira-kira seperti itu," kata Ujang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/7/2022).
Ujang menuturkan, komunikasi yang terjalin antara PAN dan PDI-P merupakan bentuk saling menghargai.
Sebab, kedua partai, baik PAN dengan KIB maupun PDI-P, sudah memiliki "tiket" menuju kontestasi Pemilu 2024.
Komunikasi politik, kata Ujang, memang perlu dijalin lantaran masing-masing partai membutuhkan satu sama lain.
Menurut dia, PDI-P perlu mengonsolidasikan diri untuk mencari dukungan partai lain di luar KIB.
"Saya melihatnya itu silaturahmi biasa saja, itu juga yang akan dilakukan oleh pihak-pihak lain atau ketum partai lain. Mungkin nanti PDI-P juga bertemu dengan Gerindra dengan Nasdem dan partai lain," ujar dia.
Meski begitu, dia tak memungkiri, semua kemungkinan bisa terjadi, termasuk kemungkinan PAN keluar dari KIB dan bergabung dengan PDI-P. Sebab, dinamika di dalam partai masih sangat cair dan dinamis.
Apalagi, pendaftaran nama calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) baru berlangsung pada Oktober 2023.
Di sisi lain, dinamika politik di Indonesia menuju Pilpres 2024 masih cukup tinggi dan selalu berubah.
"Ya kita lihat perkembangannya nanti, apa memang PDI-P akan mengusung sendirian karena dia punya tiket sendiri. Apakah nanti akan merekrut PAN sama-sama berkoalisi. Kita lihat sejarah yang akan membuktikan. Semua ini masih jalan, berproses, masih dinamis," jelas Ujang.
Sebelumnya diberitakan, Hasto Kristyanto dan Eddy Soeparno bersepeda bersama di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Aksi gowes bersama ini sengaja dipilih keduanya agar pembahasan mengenai kerja sama kedua partai dapat dibahas lebih santai.
Namun, keduanya membantah bersepeda itu kental muatan politis
Eddy menuturkan, perbincangannya bersama Hasto hanya tentang Indonesia ke depan dapat disegani di dunia internasional, selain membahas situasi penanganan Covid-19.
Hasto menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan soal pemilihan presiden di dalam kegiatan gowes santai itu. Sebab, perhelatan Pilpres 2024 masih cukup lama.
Kendati demikian, peluang kerja sama antarparpol masih tetap dapat dilakukan, terutama dalam hal peningkatan kualitas kader dan anggota legislatif.
"Kami menawarkan tidak bicara koalisi atau kerja sama parpol karena hal tersebut akan ada waktunya, namun yang penting bagaimana kerja sama meningkatkan kualitas kader seperti pelatihan bersama melalui Sekolah Partai," tutur Hasto, Jumat.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/16/17384371/soal-diplomasi-gowes-pan-dan-pdi-p-pengamat-komunikasi-politik-saja