Salin Artikel

Berkurban untuk Negeri

Berkembangnya disharmoni dan potensi disintegrasi bangsa serta perang Rusia dan Ukraina, yang berdampak naiknya harga BBM dan kelangkaan pasokan makanan.

Idul Adha di tengah hadirnya kompleksitas masalah kehidupan sejatinya bisa menjadi ladang amal untuk memanen lebih banyak pahala.

Idul Qurban merupakan Hari Raya yang menekankan pada esensi ajaran berkorban untuk menguatkan hubungan spiritual dan sosial, selain sebagai ikhtiar untuk meraih takwa kepada-Nya.

Qurban telah menjadi salah satu ritus yang sudah ada sejak sejarah awal manusia. Yang dilakukan oleh kedua putra Nabi Adam AS, qurban yang dilakukan sebagai refleksi rasa syukur hamba atas segala nikmat yang dianugerahkan Tuhannya.

Qurban sacrifice dalam bahasa Inggris dan xisheng dalam bahasa Mandarin, adalah amaliah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Namun tidak dapat disebut sebagai sacrificial (sesajen) karena untuk memperingati dan mencontoh ketulusan peran sebuah keluarga agung, yaitu Nabi Ibrahim dan Isma’il serta istri Nabi Ibrahim Siti Hajar.

Dalam sosiologi agama dikenal paling kurang ada tiga cara pengorbanan, yaitu monoteisme etis, sacramental dan sacrificial.

Islam disebut sebagai agama monoteisme etis, yaitu agama yang mengajarkan tentang tauhid dan taqarrub, pendekatan kepada Allah SWT melalui amal saleh.

Amal saleh dapat dilakukan tidak hanya dengan menyembelih hewan qurban. Berkontribusi aktif kepada lingkungan sekitar, dengan mampu merefleksikan sikap peduli dan berbagi kepada sesama manusia. Terlebih-lebih kepada kaum papa.

Sebagaimana Rasulullah mengingatkan “belumlah dikatakan beriman yang sempurna seseorang yang tidur dalam perut yang kenyang sementara mengetahui tetangganya sedang kelaparan.”

Amal saleh juga dapat dilakukan dengan ihlas membantu negara yang sedang dirundung banyak masalah.

Dan mampu memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi orang lain, masyarakat, bangsa dan negara, ihlas menjadi bagian dari komponen solusi atas masalah bangsa.

Momentum Idul Adha diharapkan dapat menjadi pemicu semangat anak bangsa untuk saling berlomba melakukan kebaikan (fastabiqul khaerat).

Dan momentum refleksi bagi kita semua untuk bertanya apakah kita sudah benar-benar berkorban untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang sejahtera, adil, dan makmur?

Utamanya bagi yang saat ini diamanati sebagai pemimpin di semua level, harus memiliki kesadaran bahwa menjadi pemimpin pilihan yang tidak nyaman.

Ia tidak saja butuh langkah konkret dan kerja nyata, tapi juga kemauan dan kemampuan berkorban.

Tidak ada pencapaian hebat tanpa kehadiran pemimpin yang siap berkorban bagi rakyatnya, leiden is lijden, memimpin itu menderita.

Begitu pepatah kuno Belanda yang dikutip Mohammad Roem dalam karangannya berjudul Haji Agus Salim, Memimpin Adalah Menderita (Prisma No 8, Agustus 1977).

Sejatinya menjadi pemimpin pada level mana pun, adalah pemegang amanah, bukan pemegang prestise. Memimpin itu sacrificing, bukan demanding. Terlebih alat untuk menumpuk kekayaan.

Tidak ada kemajuan sebuah bangsa tanpa pengorbanan pemimpinnya, yang memiliki kekuatan moralitas yang mumpuni.

Semangat Idul Adha diharapkan mampu menggelorakan kemampuan dan kemauan berkorban.

Bagi yang diberi amanat menjadi pemimpin mampu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, atas kepentingan egosentrismenya.

Memiliki moralitas luhur yang mampu mengalahkan kepentingan godaan pencitraan, populisme, dan nafsu memupuk kekuatan untuk melanggengkan kekuasaan.

Agus Salim adalah contoh pemimpin yang berani susah. Kasman, seperti diingat Roem, jalan pemimpin bukan jalan yang mudah. Memimpin adalah jalan yang menderita.

Agus salim meski pernah menjadi menteri dan pejabat tinggi, beliau hidup jauh dari keadaan nyaman: kurang uang belanja untuk hidup, pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lain. Hal ini biasa bagi beliau dan keluarganya.

Juga teladan dari Bung Hatta, yang mampu berkorban untuk bangsa dan negaranya, di antaranya dengan tidak mau melakukan korupsi. Walau sebuah amplop. Ya, sebuah amplop.

Pengorbanan Bung Hatta seharusnya melahirkan spirit antikorupsi dalam diri pejabat dan birokrasi kita.

Semoga Idul Qurban yang kita laksanakan setiap tahun jangan hanya dijadikan ritual keagamaan yang tanpa makna dan arti. Namun harus mereflesikan dan menggerakkan spirit berkorban kepada sesama.

Idul Qurban sejatinya menjadikan kita semua mampu dan rela berkorban jiwa, raga, dan harta untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Berkorban memang mudah diucapkan. Sesungguhnya perlu perjuangan mewujudkannya.

Seringkali berkorban bukan lagi sebagai sebuah keniscayaan. Tapi berkorban sudah dibalut dengan kepentingan, diiringi rasa riya dan bahkan tak jarang berkelindan kepentingan politik.

Ada yang mau berkorban, tapi bersyarat. Butuh suara pemilih. Butuh pencitraan untuk dilihat agar dianggap dermawan, baik hati, dan memesona orang lain.

Berkorbanlah dengan segenap jiwa raga. Berkorbanlah dengan ikhlas dari hati yang tulus.

Berkorbanlah meski dengan amaliah yang sederhana, namun dengan cinta yang besar, dengan mengobarkan solidaritas dan harmoni sesama anak bangsa. Semoga!

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/09/06150081/berkurban-untuk-negeri

Terkini Lainnya

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke