Ia menceritakan, Buya Syafii Maarif sering bertamu ke kantor Kompas di Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, untuk berdiskusi bersama Jakob Oetama.
"Setiap kali Buya ke Palmerah, saya selalu diajak oleh Pak Jakob untuk ikut bertemu," kata dia dalam acara Memorial Lecture Syafii Maarif di Salihara Art Center, Jakarta Selatan, Selasa (5/7/2022).
Rikard yang kini masuk dalam pengurus Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) itu menyebut, Jakob Oetama sering terkesima dengan perangai yang tercermin dari Buya Syafii Maarif.
Setelah berdiskusi, Jakob sering melontarkan kalimat kagum berulang kali.
"Selesai pertemuan selalu Pak Jakob bergumam, 'mestinya pemimpin kita seperti ini ya. Sayang ya, ini pikiran yang mencerahkan, keteladanannya luar biasa' dan itu berkali-kali," kata Rikard.
"Setiap kali ketemu yang keluar dari pak Jakob adalah kekaguman kata-kata itu tadi," tambah dia.
Kedekatan pendiri Kompas dengan Buya Syafii Maarif juga disampaikan oleh Amin Abdullah yang merupakan pengganti posisi almarhum Buya Syafii di BPIP.
Kedekatan tersebut terlihat saat Buya Syafii Maarif mendirikan lembaga Maarif Institute untuk menyebarluaskan gagasan Islam Progresif yang dia gagas.
Lembaga Maarif Institute tersebut didirikan pada tahun 2003 yang bertujuan untuk kaderisasi intelektual kaum muda di Indonesia.
Setelah melihat kegiatan yang sangat serius dari lembaga itu, Jakob Oetama membelikan tanah dan rumah di Tebet untuk dijadikan kantor Maarif Institute sebagai bentuk dukungan.
Awalnya rumah tersebut statusnya dipinjamkan untuk beberapa puluh tahun ke depan. Namun, melihat keseriusan kinerja Maarif Institut, Kompas akhirnya menghibahkan rumah dan lahan tersebut kepada yayasan Ahmad Syafii Maarif.
"Setelah sekian lama, dan juga dengan melihat kinerja dan kepercayaan, pihak Kompas menghibahkan rumah dan lahan yang menjadi kantor Maarif Institut secara resmi," kata Amin.
https://nasional.kompas.com/read/2022/07/05/19470931/cerita-kedekatan-buya-syafii-maarif-dengan-jakob-oetama