Salin Artikel

Cerita Puan Soal Bung Karno yang Dijuluki Arsitek Kemerdekaan Bangsa-bangsa

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Puan Maharani bercerita tentang Presiden Pertama sekaligus Proklamator Kemerdekaan RI, Soekarno telah membangun "jembatan" di antara bangsa-bangsa dunia.

Puan mengatakan, sebutan itu bahkan disampaikan Presiden Universitas Berlin kepada Bung Karno.

Diketahui, Bung Karno meraih gelar doktor HC dari Universitas Berlin di bidang Ilmu Pengetahuan Teknik.

"Bung Karno bertanya kepada presiden Universitas Berlin mengapa mereka ingin menganugerahi gelar itu kepadanya," kata Puan dalam tayangan video di acara diskusi publik bertajuk "Bung Karno: Arsitek Kemerdekaan Bangsa-bangsa", di Kantor DPP PDI-P Jalan Diponegoro, Jakarta, Minggu (3/7/2022).

"Ternyata presiden Universitas Berlin mengatakan bahwa menurut mereka presiden Soekarno telah membuat jembatan yang hebat sekali yaitu a bridge between nation, jembatan yang menghubungkan bangsa-bangsa," lanjut dia.

Puan mengatakan, "jembatan" antarbangsa itu menunjukkan sosok Bung Karno yang menjadi arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa.

Menurut dia, "jembatan-jembatan" itu tidak lepas dari Bung Karno yang semangat membangun tatanan dunia baru.

"'Jembatan' yang membuat bangsa-bangsa dapat bergaul satu sama lain dengan cara yang akrab," ucap Puan.

"Menurut saya, dengan Bung Karno yang aktif membangun 'jembatan' antarbangsa, di situ lah beliau menjadi arsitek kemerdekaan bangsa-bangsa," sambung dia.

Puan lantas mengaitkan pledoi Bung Karno yaitu Indonesia Menggugat pada 1930. Dalam pledoi itu, Bung Karno menentang kolonialisme dan imperialisme.

Selain itu, dalam pidato 1 Juni 1945, Bung Karno sudah menjelaskan keinginannya bahwa kemerdekaan Indonesia berdasarkan falsafah dan ideologi negara Pancasila.

“Maka terlihat sebuah kesinambungan pemikiran Bung Karno tentang tatanan dunia yang baru yang beliau bayangkan dan perjuangkan," kata Puan.

"Dari pemikiran dan perjuangan Bung Karno, dapat kita lihat bahwa tantangan dunia baru dimulai dengan pembangunan karakter bangsa, yang berdaulat dengan semangat gotong royong yang di dalamnya ada spirit Bhinneka Tunggal Ika, toleransi dan cinta tanah air dan bangsa,” tambah dia.

Puan mengatakan, setelah Indonesia merdeka, Bung Karno turut serta membantu negara lain untuk memperoleh kemerdekaan.

Bung Karno juga bisa menghelat Konferensi Asia Afrika dengan melahirkan Dasasila Bandung.

Bung Karno juga menyampaikan bagaimana visinya tentang dunia yang terbebaskan dari imperialisme dan kolonialisme, baik penjajahan maupun penindasan.

Hal itu disampaikan Bung Karno di sidang PBB pada 1960.

“Konsistensi dan keteduhan pemikiran Bung Karno pula yang kemudian melahirkan games of the new emerging forces sebagai wujud nyata konstensi perjuangan tatanan dunia yang baru dalam berbagai aspek kehidupan,” ungkap Puan.

Ketua DPR itu mengemukakan, setiap tempat yang didatangi Bung Karno juga terbawa "virus" untuk menggelorakan semangat nasionalisme, gotong-royong, Bhinneka Tunggal Ika, semangat toleransi dan semangat kemandirian.

Contohnya, bagaimana pemimpin Uni Soviet tertular semangat toleransi beragama ketika menyinggahi Masjid di A St Petersburg.

“Mari kita teruskan perjuangan Bung Karno yang pernah mengatakan 'kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa',” tutup Puan.

https://nasional.kompas.com/read/2022/07/03/14013831/cerita-puan-soal-bung-karno-yang-dijuluki-arsitek-kemerdekaan-bangsa-bangsa

Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 MiliarĀ 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke