Ia menduga, persaingan bakal didominasi oleh tokoh-tokoh yang saat ini memiliki elektabilitas sebagai capres menurut lembaga-lembaga survei.
“Yang berkontestasi nama-nama yang sudah beredar (dikenal publik) saja,” ucap Arya pada diskusi virtual CSIS bertajuk Manuver Koalisi Partai Menjelang Pemilu Presiden: Motivasi dan Resiliensi, Rabu (8/6/2022).
Pemilu kali ini, tak bakal jauh berbeda dengan Pemilu 2014. Saat itu, kata Arya, Joko Widodo yang akhirnya terpilih bukan lah sosok baru.
Ia memaparkan, nama Jokowi muncul di masyarakat sebagai kandidat capres dua tahun sebelum Pilpres 2014.
“Ketika (Jokowi) menang di (Pilgub) Jakarta lantas digadang-gadang jadi capres,” kata dia.
Arya juga mengungkapkan, peta persaingan nama-nama menjelang Pilpres terbagi menjadi tiga kelompok yaitu lapisan pertama, kedua dan ketiga.
Lapisan pertama, lanjut dia, adalah figur dengan elektabilitas diatas 15 persen berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan berbagai lembagai survei.
“Layer pertama ada Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, Anies Baswedan,” ucapnya.
Kemudian lapisan kedua adalah figur dengan elektabilitas 10 persen kebawah.
“Ada Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono),” sebutnya.
Sedangkan lapisan ketiga dihuni oleh figur dengan capaian elektabilitas 5 persen ke bawah.
Arya menerangkan, jelang kontestasi Pilpres 2024, figur yang berada di lapisan ketiga pun sulit untuk menembus lapisan pertama.
“Prediksi saya berat (kandidat capres baru) menembus elektabilitas 10 persen, kecuali kandidat lapis kedua,” ungkapnya.
Kondisi itu dipandangnya membuat sosok capres baru sulit muncul. Terlebih partai politik (parpol) tak hanya mempertimbangkan pengusungan capres dari hasil elektabilitas lembaga survei.
Tokoh-tokoh yang diusung, tutur Arya, bisa juga berasal dari pemegang kebijakan internal parpol atau pihak yang memiliki trah politik.
“Misalnya ketua umum atau orang berpengaruh di partai, atau (pemegang) trah politik misalnya Mbak Puan (Puan Maharani),” imbuhnya.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/08/17572981/pilpres-2024-diprediksi-bakal-diikuti-nama-nama-yang-kini-beredar-tak-ada