JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum (Ketum) Koordinator Nasional (Kornas) Ganjarist, Eko Kuntadhi, tak masalah dengan hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) yang menyebut Ketua DPR RI Puan Maharani lebih populer ketimbang Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo.
Menurut dia, hal tersebut wajar karena Puan memiliki jabatan skala nasional.
"Wajar kan. Mbak Puan itu Ketua DPR. Skala nasional. Pasti lebih dikenal. Sementara Mas Ganjar Gubernur Jateng," ujar Eko saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/6/2022).
Eko menjelaskan, elektabilitas jauh lebih penting daripada sekadar popularitas.
Dia mengatakan, artis Raffi Ahmad lebih populer jika hanya mempertimbangkan popularitas.
"Perbandingan popularitas dan elektabilitas Mas Ganjar lebih bagus. Meski popularitasnya belum maksimal, tapi elektabilitasnya tinggi. Artinya angka orang yang kenal dan suka dengan Mas Ganjar, itu tinggi. Atau kenal dan memilih Mas Ganjar," tuturnya.
Namun, apabila popularitas tinggi, elektabilitasnya rendah, maka itu artinya publik hanya mengenal tokoh tersebut, tapi tidak mau memilihnya.
Untuk diketahui, hasil survei IPO menunjukkan bahwa popularitas Puan Maharani mengungguli kader PDI-P, yaitu Ganjar Pranowo yang berada di posisi 6 yaitu 61,4 persen.
Sementara itu, Puan berada di posisi 5 dengan tingkat popularitas 69,3 persen.
"Dari sisi tingkat popularitas di mata responden, Puan Maharani ungguli Ganjar Pranowo, situasi ini sebenarnya membuat Puan lebih potensial terusung," ujar Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah dalam diskusi Polemik Trijaya FM secara virtual, Sabtu (4/6/2022).
Adapun wawancara penelitian ini dilakukan hybrid secara tatap muka sebanyak 480 responden dan sambungan telepon.
Data telepon merujuk data populasi sebanyak 196.420 yang dimiliki IPO sejak periode survei pada tahun 2019-2021.
Dari total populasi tersebut, terdapat 7.200 yang memungkinkan untuk menjadi responden hingga terambil secara acak sejumlah 720 responden.
Dengan demikian, total keseluruhan sebanyak 1.200 responden.
Metode ini memiliki pengukuran kesalahan (margin of error) 2.90 persen, dengan tingkat akurasi data 95 persen.
Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat.
Survei ini mengambil representasi sampel yang tersebar proporsional dalam skala nasional.
Dengan teknik ini, setiap anggota populasi (responden) miliki peluang setara untuk dipilih atau tidak menjadi responden.
Untuk menguji validitas responden, IPO melakukan spot check pada 15 persen dari total populasi sampel dan pengujian metode pra-research.
https://nasional.kompas.com/read/2022/06/05/12561961/tak-masalah-puan-dinilai-lebih-populer-dari-ganjar-ganjarist-yang-penting