Salin Artikel

Menkes Pastikan Sebagian Besar Vaksin Covid-19 yang Kedaluwarsa Berasal dari Donasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, dua penyebab kedaluwarsanya vaksin Covid-19 yang saat ini tersimpan di 34 provinsi.

Penyebab pertama, sebagian besar vaksin yang kedaluwarsa merupakan hasil donasi dari negara lain.

"Sebagian besar expired itu vaksin-vaksin donasi. Kenapa vaksin donasi itu expired, karena vaksin donasi umumnya vaksin stok lama di negara-negara maju," ujar Budi usai mengikuti rapat terbatas yang membahas vaksin Covid-19 kedaluwarsa di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (31/1/2022).

"Jadi negara maju pada saat vaksin tersedia, dia akan belinya duluan, karena mereka memiliki akses dan uang untuk ke sana. Dia simpan tuh, jadi stoknya banyak, begitu dia suntikkan kan enggak semuanya habis, mereka sadar, waduh ini stok saya masih banyak sebentar lagi kedaluwarsa," jelasnya.

Sehingga, sisa stok vaksin dari negara maju itulah yang akhirnya didonasikan. Salah satunya diberikan ke Indonesia.

Budi mengungkapkan, sebelum mendonasikan vaksin negara-negara maju melihat kecepatan vaksinasi Covid-19 di Indonesia.

"Waktu puncaknya sempat 2,5 juta per hari. Sehingga kemudian dialihkan ke kita. Nah dialihkan ke kita rata-rata expired date-nya pendek antara 1 sampai 3 bulan," katanya

"Tapi karena waktu di awal tahun kita merasa butuh dan ini gratis, vaksinnya bagus, kenapa tidak, nah itu sekarang disuntikkan. Itu penyebabnya memang kenapa expired karena jangka waktu expired date-nya sudah tinggal 1 sampai 3 bulan," papar Budi.

Penyebab kedua, karena saat ini memang terjadi penurunan dari laju vaksinasi di Indonesia.

Hal ini dipengaruhi target vaksinasi yang dihadapkan kepada perkembangan di lapangan.

Budi mengungkapkan, awalnya pemerintah menargetkan capaian vaksinasi Covid-19 dosis lengkap sebesar 90 persen dari populasi.

Sementara, target untuk booster 80 persen dari populasi.

"Tapi realitasnya kita lihat juga di negara-negara maju lainnya. Kalau sudah dapat 70 persen dari populasi itu biasanya stagnan. Dan boosternya negara maju itu malah 40 persenan," tutur Budi.

"Jadi tadi kami juga diskusi dengan Bapak Presiden (target vaksinasi) yang lebih realistis. Target yang awal itu tidak realistis, yang lebih realistis itu adalah 70 persen dari populasi itu yang dapat dosis lengkap dan booster-nya 50 persen," tambahnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/05/31/14461511/menkes-pastikan-sebagian-besar-vaksin-covid-19-yang-kedaluwarsa-berasal-dari

Terkini Lainnya

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Setiap Hari, 100-an Jemaah Haji Tersasar di Madinah

Nasional
PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

PDI-P Sebut Anies Belum Bangun Komunikasi Terkait Pilkada Jakarta

Nasional
KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

KPK: Ada Upaya Perintangan Penyidikan dalam Kasus TPPU SYL

Nasional
Prabowo Koreksi Istilah 'Makan Siang Gratis': Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Prabowo Koreksi Istilah "Makan Siang Gratis": Yang Tepat, Makan Bergizi Gratis untuk Anak-anak

Nasional
Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Giliran Cucu SYL Disebut Turut Menikmati Fasilitas dari Kementan

Nasional
Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Kinerja dan Reputasi Positif, Antam Masuk 20 Top Companies to Watch 2024

Nasional
KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

KPK Sita 1 Mobil Pajero Milik SYL yang Disembunyikan di Lahan Kosong di Makassar

Nasional
Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Tak Setuju Kenaikan UKT, Prabowo: Kalau Bisa Biaya Kuliah Gratis!

Nasional
Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke