Salin Artikel

Puncak Arus Mudik, Perhatikan 5 Imbauan Pemerintah Ini agar Tidak Terjebak Macet

Puncak arus mudik ditandai dengan mulai padatnya lalu lintas atau pun pergerakan penumpang di sejumlah moda transportasi.

Di Pulau Jawa, kepadatan kendaraan mulai terjadi bahkan sejak sebelum puncak arus mudik. Kondisi itu terekam di ruas Tol Jakarta-Cikampek.

Kementerian Perhubungan mengungkapkan, penyebab kepadatan kendaraan ini salah satunya berkaitan dengan rest area atau tempat istirahat pemudik.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati menuturkan, ruas Tol Jakarta-Cikampek macet karena penuh sesaknya kendaraan yang terparkir di bahu jalan.

Kendaraan itu diparkir di bahu jalan bukan tanpa alasan. Kendaraan itu diduga tengah mengantre masuk ke dalam rest area yang sudah tidak dapat lagi menampung kendaraan maupun pemudik.

"Kaitannya dengan penggunaan rest area yang mengakibatkan antrean sehingga parkir di bahu jalan dan akhirnya juga membuat penyempitan di ruas tol sendiri. Itu berimbas terus sampai ke belakang," kata Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati kepada Kompas.com, Kamis.

Kendati demikian, Adita mengeklaim bahwa situasi di tol Jakarta-Cikampek pada kemarin sore berhasil diurai dan mulai berangsur kondusif. 

Adita mengingatkan bahwa kondisi itu tentunya akan terus berubah seiring puncak arus mudik.

Sehingga para pemudik pun diharapkan mengikuti imbauan dari pemerintah, jika ingin perjalanannya tidak mengalami hambatan kemacetan.

Sahabat Kompas.com, berikut 5 imbauan pemerintah agar tidak terjebak macet di tol selama perjalanan mudik.

1. Gunakan rest area maksimal 30 menit

Pemerintah mengimbau para pemudik yang menggunakan jalan tol, untuk memanfaatkan rest area maksimal 30 menit.

Hal ini disampaikan sebagai imbas kemacetan yang terjadi di ruas Tol Jakarta-Cikampek.

Waktu 30 menit itu bisa digunakan untuk hal yang paling penting, seperti pergi ke toilet.

"Kami imbau masyarakat gunakan rest area itu maksimal 30 menit, dan lakukan hal yang paling penting, seperti pergi ke toilet, itu tentu enggak bisa dihindari," ujar Adita.

Waktu 30 menit dipilih pemerintah sebagai langkah agar kepadatan kendaraan yang terparkir hingga bahu jalan tol dapat terurai. Sehingga kendaraan yang mengantre dapat masuk rest area.

2. Makan dan minum tidak di rest area

Selain pergi ke toilet, tentu para pemudik juga ingin makan dan minum di rest area.

Meski tidak dilarang, Kemenhub mengimbau pemudik untuk makan dan minum tidak berlarut-larut di rest area.

Kegiatan itu disarankan dilakukan saat perjalanan. Sementara, rest area disarankan hanya sebagai tempat untuk memesan dan membeli makanan dan minuman untuk dibawa pulang.

"Kalau makan dan minum, lebih baik take away deh, kalau mau nongkrong, nongkrong aja sebentar. Tapi setelah itu bawa (makanan) ke mobilnya, nikmati di perjalanan," tutur Adita.

Sekali lagi, langkah ini diambil agar tidak ada kepadatan kendaraan seperti yang terekam di ruas tol Jakarta-Cikampek.

Sebab, jika memanfaatkan rest area terlalu lama tentu semakin membuat penumpukan kendaraan yang terparkir. Padahal ada kendaraan lain yang menunggu untuk dapat masuk ke rest area.

3. Siapkan Saldo E-Tol yang Cukup

Selain rest area, kepadatan juga kerap diakibatkan karena pemudik yang tidak mempersiapkan saldo tol elektronik (e-toll).

Hal itu dinilai menjadi salah satu penyebab terhambatnya perjalanan pemudik. Bahkan, bisa menyebabkan potensi kemacetan.

Karenanya, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengimbau para pemudik menyiapkan e-toll yang cukup sebelum berkendara.

"Juga hal-hal kecil seperti bila lewat tol persiapkan saldo tol (elektronik) yang cukup. Karena apa? Hal-hal ini ketika terjadi kecelakaan ataupun karena kurang (saldo) tol ini akan menghambat dan timbulkan potensi kemacetan lalin," terang Ramadhan di Gedung NTMC, Jalan MT Haryono, Jakarta, Kamis.

4. Hindari berhenti di bahu jalan

Kemudian, Ramadhan juga mengingatkan pemudik untuk tidak berhenti di bahu jalan.

Berhenti di bahu jalan dinilai menjadi salah satu penyebab kepadatan di ruas tol.

Untuk itu, pemudik diimbau mematuhi aturan lalu lintas sesuai petunjuk petugas yang di lapangan, salah satunya tidak berhenti di bahu jalan.

5. Hindari Berangkat Malam Hari jika ingin ke Pelabuhan Merak

Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau pemudik yang akan melalui jalur laut dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni agar berangkat pada siang hari.

Dia menilai, pergerakan di pelabuhan Merak cenderung lebih padat pada malam hari.

"Padahal, siang itu lebih lega, lebih terang pengamanan ada. Jadi dalam kesempatan ini kami juga imbau bagi pemudik yang gunakan kapal ASDP di Merak-Bakauheni," kata Budi ditemui di Gedung Kementerian Perhubungan, Senin (25/4/2022).

Di samping itu, Budi mengungkapkan jika pemudik berangkat pada siang hari, maka pihak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) disebut bakal menerapkan diskon.

"Apapun kami juga imbau bagi mereka yang akan berangkat dari Merak ke Bakauheni lakukan lebih awal dan gunakan waktu siang hari, karena ASDP akan berikan diskon," ujar dia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/04/29/05545861/puncak-arus-mudik-perhatikan-5-imbauan-pemerintah-ini-agar-tidak-terjebak

Terkini Lainnya

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke