Salin Artikel

Sosialisme di Indonesia

Sosialisme lahir sebagai respon atas berkembangnya kebebasan individu tanpa batas atas nama liberalisme. Sosialisme memandang liberalisme lebih mementingkan pemilik modal dan mengesampingkan kaum buruh.

Oleh karena itu, sosialisme berusaha mewujudkan kemakmuran bersama melalui usaha kolektif di bawah kendali dan campur tangan pemerintah. Dalam sosialisme, kebebasan individu dibatasi dan mengutamakan pemerataan kesejahteraan bersama.

Lahirnya Sosialisme di Indonesia

Sosialisme pertama kali masuk ke Indonesia melalui organisasi Indische Social-Democratische Vereeniging atau ISDV tahun 1914. ISDV merupakan persatuan sosial demokrat Hindia Belanda.

ISDV dibentuk atas dasar kegelisahan seorang sosialis Belanda tentang kondisi sosial politik Hindia Belanda kala itu. Sosialis tersebut bernama Josephus Franciscus Marie Sneevliet.

Cita-cita tentang kebebasan dan kemandirian yang dibawa oleh Sneevlit mendorong Sutan Sjahrir memilh sosialisme sebagai dasar atas partai politik yang kemudian dibentuknya.

Partai politik tersebut adalah Partai Sosialis Indonesia atau PSI. Sjahrir mendirikan PSI pada awal 1948.

Pemikiran Sosialisme di Indonesia

Dalam perkembangan perekonomian Indonesia, sosialisme mempengaruhi pemikiran ekonomi Indonesia. Salah satu tokohnya adalah Mohammad Hatta.

Hatta merujuk pada prinsip kemanusiaan sebagai sumber pemikiran tentang demokrasi ekonomi di Indonesia. Sutan Sjahrir ikut mendukung pemikiran ekonomi sosialis ini melalui PSI. 

Ekonomi sosialis terbagi dalam tiga cabang yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Dalam sosialisme, terdapat pembagian fungsi pekerjaan. Contohnya adalah profesi pengusaha tetap ada, tetapi pengusaha yang mencari keuntungan untuk dirinya sendiri sudah tidak ada lagi.

Dalam ranah politik, Pancasila yang diilhami oleh Soekarno sebagai dasar negara tidak terbantahkan mendapat pengaruh dari pandangan-pandangan sosialis. Soekarno dengan tegas membawa arah kemerdekaan Indonesia menuju sosialisme.

Sila kelima Pancasila mencerminkan persamaan kedudukan seluruh rakyat Indonesia. Sila kedua juga memberi karakter bangsa Indonesia yang adil dan beradab.

Sosialisme Indonesia hadir dalam upayanya menemukan jalan tengah antara kapitalisme dan sosialisme murni yang diajarkan oleh Marx. Sosialisme Indonesia menggabungkan tatanan berkeadilan dengan tatanan demokrasi dalam menjalankan ekonomi pasar dalam lingkup ke-Indonesia-an.

Sosialisme Indonesia juga merupakan antitesis terhadap masyarakat yang menciptakan kesenjangan sosial, kemiskinan, kobodohan, dan keterbelakangan.

Sosialisme dalam UUD 1945

Sosialisme Indonesia dihidupkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang tertuang dalam pasal 27 ayat 2, pasal 33, dan pasal 34. Pasal tersebut mewujudkan negara kesejahteraan yang berlandaskan kesetaraan.

Kesetaraan yang dimaksud adalah kesetaraan dalam akses dan peluang akan sumber daya sosial, ekonomi, politik, dan budaya tanpa membedakan ras, golongan, atau gender.

Salah satu wujud nyata yang terus langgeng hingga kini adalah hadirnya koperasi. Koperasi dibangun atas asas kekeluargaan dan kerja sama kolektif. Semangat kolektivisme koperasi bergerak atas dasar kemakmuran rakyat yang bebas dari paksaan dan penindasan.

Sosialisme memang diterapkan dalam beberapa aspek kehidupan bernegara. Akan tetapi, dalam prakteknya Indonesia tidak dapat dikatakan penganut sosialisme seutuhnya atau sosialisme murni. 

Referensi

  • Abdulgani, Roeslan. 1964. Sosialisme Indonesia. Jakarta: Jajasan Prapantja
  • Newman, Michael. 2020. Sosialisme: Sebuah Pengantar Singkat. Yogyakarta: IRCISOD

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/11/03450051/sosialisme-di-indonesia

Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke