Salin Artikel

2 Tahun Pandemi, Akankah Indonesia Bisa Hidup Berdampingan dengan Covid-19?

Catatan Kompas.com, gelombang pertama Covid-19 mulai terjadi pada awal November 2020 sampai Januari 2021. Mobilitas masyarakat menjelang akhir tahun 2020 dan tahun baru 2021 menjadi pemicu lonjakan kasus Covid-19.

Pada 30 Januari, Indonesia mencatatkan rekor kasus harian Covid-19 tertinggi yaitu 14.518. Dengan total kasus Covid-19 sebanyak 1.066.313.

Jawa Barat menjadi provinsi dengan jumlah kasus harian Covid-19 tertinggi yaitu 4.601, disusul DKI Jakarta 3.491 kasus dan Jawa Tengah 1.237 kasus.

Lonjakan kasus Covid-19 baru mulai melandai pada akhir Februari hingga Mei 2021. Meski demikian, pada awal Maret 2021, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan varian baru virus Corona B.1.1.7 atau Alpha sudah terdeteksi di Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dua kasus Covid-19 dari varian Alpha itu berasal dari WNI yang kembali dari Arab Saudi.

"Ini dari pelaku perjalanan yang kembali dari Arab Saudi ya," kata Nadia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/3/2021).

Dua bulan berselang, Kemenkes kembali mengumumkan varian B.1.617 atau Delta asal India dan varian B.1.351 atau Beta asal Afrika Selatan terdeteksi di Indonesia pada 3 Mei 2021.

Varian Delta dengan daya penularan yang lebih cepat serta meningkatnya mobilitas penduduk selama hari Lebaran, menyebabkan lonjakan kedua kasus Covid-19.

Gelombang kedua Covid-19 akibat varian Delta ini terjadi mulai awal Juni hingga Juli 2021. Puncak gelombang kedua Covid-19 terjadi pada 15 Juli 2021 yaitu 56.757. Dengan kasus Covid-19 secara kumulatif sebanyak 2.726.803.


Angka kematian akibat Covid-19 juga mencatatkan rekor tertinggi yaitu 2.048 pada 10 Agustus 2021.

Tak hanya itu, lonjakan kasus menyebabkan rumah sakit di sejumlah daerah kewalahan menampung para pasien. Pihak rumah sakit saat itu mendirikan tenda-tenda darurat untuk mengurai penumpukkan pasien Covid-19.

Data Kemenkes per 14 Juli menunjukkan bahwa angka keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) di rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa-Bali di atas 80 persen.

Berbeda dari gelombang kedua Covid-19, gelombang ketiga Covid-19 akibat varian Omicron menunjukkan kondisi yang berbeda. Kasus harian Covid-19 selama gelombang Omicron meningkat tajam mencapai angka 64.718 pada 16 Februari 2022.

Pemerintah mengklaim, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit lebih rendah dibandingkan gelombang Covid-19 akibat varian Delta.

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan, hingga 28 Februari 2022, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit berada di angka 34,92 persen. Angka tersebut jauh di bawah standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 60 persen.

Selain itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kasus kematian akibat Covid-19 selama gelombang ketiga ini jauh lebih rendah dibandingkan gelombang kedua Delta.

"Yang meninggal di rumah sakit, kami lihat (rata-rata) per harinya 250 orang. Dibandingkan dengan puncak (penularan varian) Delta yang 2.000 orang (meninggal) per hari, sekitar hampir 15 persennya," ujar Budi.

Budi mengatakan, pasien Covid-19 yang meninggal dunia didominasi oleh warga yang belum mendapatkan vaksinasi dosis lengkap, komorbid dan lansia.


Melihat kondisi tersebut, pemerintah mengejar vaksinasi dosis kedua dan vaksinasi booster.

Pemerintah juga menetapkan ketentuan baru bahwa warga yang belum divaksinasi dosis kedua lebih dari 6 bulan wajib mengulang vaksinasi dari dosis pertama.

Rencana menuju endemi

Pemerintah mulai berencana mencapai transisi pandemi Covid-19 menjadi endemi seiring dengan laju kasus yang mulai melandai.

Endemi adalah penyakit yang berjangkit di suatu daerah atau pada suatu golongan masyarakat. Endemi merupakan keadaan atau kemunculan suatu penyakit yang konstan atau penyakit tersebut biasa ada di dalam suatu populasi atau area geografis tertentu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarinves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, untuk mencapai tahapan endemi itu, dilakukan sejumlah upaya salah satunya dengan menggenjot dosis kedua dan vaksin booster untuk lansia.

"Untuk mencapai cita-cita transisi pandemi dan endemi, yang dilakukan adalah menggenjot vaksinasi dosis kedua dan booster untuk lansia," kata Luhut saat melakukan konferensi pers mengenai hasil evaluasi PPKM secara daring, Senin (21/2/2022).

Luhut mengatakan, proses transisi dari pandemi ke endemi dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan indikator kesehatan, ekonomi, dan sosial budaya.

Selain itu, proses transisi juga akan menerapkan prinsip kehati-hatian.

"Tadi malam kami panjang lebar berbicara dengan pakar, epidemiologi ataupun kesehatan, untuk sampai pada kesimpulan ini dan terus melakukan evaluasi status endemi ke depan," kata Luhut

Adapun beberapa indikator yang digunakan pemerintah sebagai pijakan pra kondisi endemi.

Indikator tersebut yakni tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, jumlah kasus yang rendah dengan menggunakan indikator Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun surveilans aktif.

Indikator terakhir yakni prakondisi endemi terjadi dalam rentang waktu yang panjang dan stabil.


Akankah Indonesia bisa hidup berdampingan dengan Covid-19?

Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiolog Indonesia (PAEI) Masdalina Pane mengatakan, selama dua tahun terakhir, Indonesia sudah hidup berdampingan dengan pandemi Covid-19.

Namun, Masdalina mengatakan, Indonesia membutuhkan waktu untuk bisa menerapkan pelonggaran protokol kesehatan seperti yang dilakukan negara-negara di Eropa dan Amerika.

"Apakah kemudian kita bisa melepas masker? Kondisi Covid-19 di Indonesia saat ini belum sebaik negara-negara Eropa," kata Masdalina saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/3/2022).

Masdalina mengatakan, Indonesia bisa melonggarkan protokol kesehatan seperti melepas makser, apabila positivity rate sudah kurang dari 5 persen.

Namun, ia menyarankan agar masyarakat tetap memakai masker di fasilitas umum yang rawan kerumunan.

"Misalnya transportasi umum, pasar tradisional, tapi sepanjang kita bisa menjaga jarak lebih dari 1 meter kita sebenarnya kita enggak membutuhkan masker, kalau kita enggak bisa jaga jarak, masker cukup berguna," ujarnya.

Lebih lanjut, Masdalina mengatakan, pergeseran pandemi Covid-19 menjadi endemi dilihat dari tiga kurun waktu yaitu minggu, bulan, dan tahun.

Ia memprediksi akhir Desember nantinya Indonesia akan memasuki endemi Covid-19. Dengan syarat, obat dan vaksinasi Covid-19 cukup memadai dan angka kematian menurun.

"Walaupun efikasi vaksin masih bervariasi cukup besar tapi obat dan vaksin sudah ada untuk Covid-19," ucap dia.

https://nasional.kompas.com/read/2022/03/02/15324751/2-tahun-pandemi-akankah-indonesia-bisa-hidup-berdampingan-dengan-covid-19

Terkini Lainnya

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Abaikan PDI-P, MPR: Tak Ada Alasan untuk Tidak Lantik Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke