Hal itu disampaikan Budi dalam jumpa pers virtual selepas rapat terbatas tentang PPKM dengan Presiden Joko Widodo, Minggu (27/2/2022).
"Yang meninggal di rumah sakit, kami lihat (rata-rata) per harinya 250 orang. Dibandingkan dengan puncak (penularan varian) Delta yang 2.000 orang (meninggal) per hari, sekitar hampir 15 persennya," ujar Budi.
Ia kembali menegaskan bahwa kematian akibat Covid-19 paling banyak menimpa warga yang belum divaksinasi sama sekali, belum melengkapi dosis vaksinasi, warga pengidap penyakit penyerta/komorbid, dan kelompok lanjut usia.
"Maka kita tekankan, vaksinasi lansia dan juga kelengkapan dosis vaksinasi itu merupakan prioritas untuk kita lakukan sama-sama," ungkap Budi.
Ia juga membandingkan tingkat hunian rumah sakit oleh pasien Covid-19 pada saat ini yang lebih rendah daripada saat varian Delta merebak.
Budi menyebutkan bahwa tren hospitalisasi pasien Covid-19 saat ini cenderung menurun, tetapi ada pergeseran tren hospitalisasi dari Jawa-Bali ke luar Jawa-Bali.
"Kita juga ada catatan (hospitalisasi) di kabupaten/kota di luar Jawa-Bali yang perlu kita perhatikan," kata dia.
"Pengalaman dari Jawa-Bali, keterisian RS sekitar 40 persen sampai 50 persen dari Delta. Mudah-mudahan masih bisa kita kendalikan," jelas eks Wakil Menteri BUMN tersebut.
Dengan tren saat ini, pemerintah memperkirakan kasus Covid-19 secara nasional akan turun dalam 1-2 pekan mendatang.
Saat ini, tren kasus Covid-19 di Indonesia memang sudah melandai.
Namun, tren ini masih merupakan hasil dari penurunan secara konsisten kasus Covid-19 di sejumlah provinsi besar saja, seperti DKI Jakarta, Bali, dan Banten selama tiga minggu berturut-turut.
Sebagian provinsi lain disebut mulai mengalami pula penurunan kasus Covid-19 sepekan terakhir dan pemerintah masih menanti konsistensi penurunannya hingga dua pekan ke depan.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/27/19503361/menkes-sebut-angka-kematian-akibat-varian-omicron-di-indonesia-15-persen