Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan, Ardina merupakan seorang yang terbiasa menciptakan menciptakan lagu dan mengaransemen lagu.
Mars dan Himne KPK, ujar dia, bukan lah lagu pertama yang pernah diciptakan oleh Istri Ketua KPK itu.
"Kebetulan ada Ibu, yang kebetulan istrinya ketua KPK, istrinya Pak Firli, Bu Dina itu punya kemampuan untuk membuat lagu, mengaransemen dan ini bukan lagu yang pertama atau kedua," ucap Alex dalam konferensi pers, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (17/2/2022).
"Sebelumnya beliau sudah menciptakan lagu dan dia menghibahkan lagu mars itu ke KPK dan kebetulan juga bagus isinya," kata Alex.
Alex berpendapat, isi dari lagu yang diciptakan Ardina memiliki nuansa yang bisa membangkitkan semangat pegawai untuk mencintai KPK dan melakukan pemberantasan korupsi.
Apalagi, sejak lembaga Antirasuah itu berdiri, ujar dia, KPK belum pernah memiliki mars dan himne sendiri.
"Kita belum ada mars maupun himne sebagaimana kalau lembaga instansi pemerintah yang lain, saya dulu di BPKP itu ada mars dan himne BPKP," papar Alex.
Alex pun tidak mengerti mengapa ada pihak yang mempermasalahkan lagu baik yang diciptakan istri Firli Bahuri itu.
Ia mengatakan, jika istrinya memiliki kemampuan yang baik untuk menciptakan lagu dia juga akan mengusulkan istrinya untuk menciptakan lagu untuk KPK.
"Ketika ada satu pihak yang menghibahkan lagu ciptaannya tanpa bayar (apa yang salah?), hak ciptanya diberikan ke KPK lho. Ada yang salah enggak?," ucap Alex.
"Kalau saya ada kemampuan saya akan buat, kalau istri saya bisa punya kemampuan membuat lagu akan saya usulkan," kata dia.
Lebih jauh, Wakil Ketua KPK itu tidak melihat adanya conflict of interest terkait terpilihnya Ardina sebagai pencipta lagu mars dan himne KPK.
Menurut dia, Istri Firli Bahuri tersebut hanya ingin berkontribusi terhadap pemberantasan korupsi melalui lagi yang dapat menguatkan semangat pegawai KPK dalam bekerja.
"Apa engga COI (conflict of interest) Pak? COI-nya di mana? Bukankah itu sesuatu yang baik ketika ada warga negara yang ingin terlibat dalam pemberantasan korupsi dengan membuat lagu yang bisa menguatkan semangat pegawai KPK untuk memberantas korupsi?," kata Alex.
Terpisah, Ketua IM57+ Institute M Praswad Nugraha mengaku heran dengan tindakan Ketua KPK Firli Bahuri yang memilih lagu ciptaan istrinya sebagai mars dan himne KPK.
Ia menilai, ada konflik kepentingan di balik pemilihan lagu tersebut. Apalagi, menurut dia, kerja-kerja pemberantasan korupsi semestinya tidak memerlukan sebuah mars dan himne.
"Terus terang saya kehabisan kata-kata atas tindakan ketua KPK memilih lagu ciptaan istrinya menjadi himne KPK," ujar Praswad kepada Kompas.com, Kamis (17/2/2022).
"KPK bukan perusahaan keluarga, dan pemberantasan korupsi tidak perlu himne," ucap dia.
Praswad berpendapat, pembuatan mars dan himne KPK sangat ironis jika melihat kinerja lembaga antirasuah yang tidak juga terlihat bisa menuntaskan sejumlah persoalan.
Mantan penyidik KPK itu menilai, himne pemberantasan korupsi sejatinya adalah jerit suara rakyat yang berharap keadilan atas kerja-kerja komisi antikorupsi tersebut.
"Andai kita mau mendengar sedikit lebih jernih menggunakan hati nurani, tidak perlu sulit-sulit menciptakan lagu, karena himne pemberantasan korupsi yang sejati ada di dalam jerit tangis derita rakyat korban bansos yang sampai saat ini tidak dituntaskan oleh KPK," tutur Praswad.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/17/21494941/pimpinan-kpk-heran-mars-dan-himne-kpk-dikritik-alex-kita-belum-punya