Salin Artikel

Elektabilitas Tinggi, Mungkinkah Ridwan Kamil, Anies, dan Ganjar Diusung Partai Jadi Capres?

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah tokoh digadang-gadang menjadi calon presiden potensial di Pilpres 2024.

Setidaknya, ada empat nama yang kerap masuk dalam bursa pilpres versi sejumlah lembaga survei, yakni Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Hasil survei terbaru Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) misalnya, memperlihatkan bahwa peta persaingan calon presiden di Jawa Barat terbilang seimbang. Di Jawa Barat, elektabilitas keempat nama itu tak terpaut jauh satu sama lain.

"Jika pemilihan presiden diadakan sekarang atau di waktu survei, ada empat tokoh yang mendapatkan (elektabilitas) cukup seimbang di Jawa Barat. Pertama, Pak Ridwan Kamil, Anies Baswedan, Prbaowo Subianto, dan Ganjar Pranowo," kata Manajer Program SMRC Saidiman Ahmad, Selasa (15/7/2022).

Berdasarkan simulasi top of mind, Ridwan Kamil memperoleh elektabilitas sebesar 13 persen, disusul Anies (12,2 persen), Prabowo (12 persen), dan Ganjar (10,7 persen).

Sementara, berdasar simulasi semi terbuka 29 nama tokoh, Anies berada di posisi teratas dengan 17 persen, diikuti Prabowo (16,8 persen), Ridwan Kamil (16,5 persen), dan Ganjar (14,9 persen).

Dalam beberapa survei lain di tingkat nasional, keempat nama tersebut juga selalu masuk dalam bursa Pilpres.

Survei Indikator Politik Indonesia 9 Januari 2022 misalnya, menempatkan Prabowo Subianto sebagai tokoh dengan elektabilitas tertinggi yakni 24,1 persen.

Disusul oleh Ganjar (20,8 persen) dan Anies (15,1 persen). Sementara, Ridwan Kamil di posisi kelima dengan 6,8 persen suara.

Kemudian, survei Charta Politika yang dirilis 20 Desember 2021 menunjukkan, elektabilitas Ganjar paling tinggi yakni 30,2 persen.

Di posisi kedua ada Prabowo dengan elektabilitas 22 hingga 26 persen, lalu Anies dengan elektabilitas 17 sampai 23 persen.

Dengan elektabilitas tersebut, mungkinkah Prabowo, Ganjar, Anies, dan Ridwan Kamil diusung sebagai calon presiden di Pilpres 2024?

Elektabilitas tanggung

Melihat hal itu, pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, calon presiden yang realistis semestinya punya dua modal utama, yakni elektabilitas yang tinggi dan tiket dari partai politik.

Kedua modal itu sudah dimiliki oleh Prabowo yang merupakan Ketua Umum Partai Gerindra, serta Ganjar yang tidak lain adalah kader PDI-P.

Sementara, bagi Anies dan Ridwan Kamil yang tak punya partai politik, peluang mereka untuk maju di Pilpres 2024 terbilang tanggung.

Apalagi, elektabilitas Anies dan Ridwan Kamil tak setinggi Prabowo maupun Ganjar.

"Kalau dibaca peluangnya bukan fifty-fifty (50:50) karena kalau secara (elektabilitas) nasional Anies itu 13 persen, Ridwan Kamil 6 persen (data survei Parameter Politik Indonesia)," kata Adi kepada Kompas.com, Rabu (16/2/2022).

"Saya rasa tingkat probability-nya 30:70, mereka yang nggak punya partai tapi elektabilitasnya tidak sekuat Ganjar dan Prabowo," tuturnya.

Kemudian, merujuk pada hasil survei SMRC yang menunjukkan bahwa keempat tokoh mencatatkan elektabilitas yang hampir sama, menurut Adi, itu justru membuktikan kemenangan Ganjar.

Sebab, meski Jawa Barat bukan kantong suara terbesar Ganjar, elektabilitasnya di provinsi itu masih terbilang tinggi.

Sementara, wajar bagi Ridwan Kamil dan Anies mencatatkan elektabilitas tinggi karena basis massa keduanya kuat di Jabar.

"Artinya, kalau kita menggunakan logika survei, meskipun Ganjar nomor 4, Ganjar sebenarnya menang, sudah untung banyak suaranya karena menang di kandang lawan, menang di basisnya Ridwan Kamil dan Anies," kata Adi.

Pilihan partai

Tak hanya itu, Adi melanjutkan, partai cenderung lebih senang mengusung kadernya sendiri ketimbang memberikan dukungan ke figur non-partai politik yang elektabilitasnya tak seberapa besar.

Misalnya, bagi Golkar, alih-alih mengusung Anies atau Ridwan Kamil yang elektabilitasnya tak sampai 20 persen, partai berlambang beringin itu lebih memilih mengunggulkan ketua umumnya sendiri, Airlangga Hartarto.

Hal yang sama juga berlaku bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang menjagokan Ketua Umum Muhaimin Iskandar, atau Partai Demokrat yang mengunggulkan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

"Kenapa banyak partai yang tidak terlampau agresif untuk melamar Anies dan Ridwan Kamil? Karena elektabilitas mereka tidak aman," kata Adi.

"Secara psikologis Ridwan Kamil cuma 6 persen, Anies 12 persen. Jadi bagi partai, ya sama aja dengan ketua umum mereka yang elektabilitasnya cuma 2 atau 3 persen," lanjut dia.

Menurut Adi, sangat memungkinkan bagi partai mengusung Prabowo atau Ganjar sebagai calon presiden. Sebab, elektabilitas keduanya menurut survei berbagai lembaga umumnya tembus 20 persen.

Sebaliknya, figur-figur seperti Anies dan Ridwan Kamil memiliki peluang yang kecil untuk dipinang partai politik.

"Figur-figur non-parpol itu saya lihat rata-rata elektabilitasnya nggak baik dan nggak memburuk, serba tanggung. Daya tawarnya tidak terlampau kuat," kata Adi.

"Beda kalau Ganjar Pranowo, dia sekarang elektabilitasnya sudah di atas 20 persen, Prabowo juga di atas 20 persen. Jauh realistis bagi partai mengusung kandidat yang sudah melampaui 2 digit," tuturnya.

https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/11465391/elektabilitas-tinggi-mungkinkah-ridwan-kamil-anies-dan-ganjar-diusung-partai

Terkini Lainnya

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke