Salin Artikel

Mengenang Jejak KRI Teluk Penyu dan Teluk Mandar yang Dijual

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana penjualan kapal eks KRI Teluk Penyu-513 dan KRI Teluk Mandar-514 disetujui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Keputusan itu diambil dalam rapat paripurna DPR pada Selasa (8/2/2022).

Saat menyampaikan laporan, Wakil Ketua Komisi I DPR Anton Sukartono mengatakan, Komisi I DPR telah melaksanakan rapat kerja dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono untuk membahas penjualan dua KRI tersebut.

Sebelumnya Prabowo mengatakan, KRI Teluk Penyu dan KRI Teluk Mandar diputuskan untuk dijual karena kondisi material kapal sudah tidak layak pakai. Salah satunya seperti perpipaan yang keropos.

Selain itu mesin, Prabowo mengatakan, kelistrikan, peralatan navigasi, komunikasi dan instrumen di anjungan juga sudah tidak bisa digunakan lagi.

Meski kini menjadi besi tua, kedua kapal itu juga pernah berjasa dan terlibat sejumlah operasi.

KRI Teluk Penyu

Seperti dikutip dari tni.mil.id, KRI Teluk Penyu merupakan jenis kapal pendarat atau Landing Ship Tank (LST) kelas Tacoma. Kapal itu dibangun perusahaan Korea-Tacoma SY, Masan, Korea Selatan pada 1981.

Selama menjalankan tugas, KRI Teluk Penyu telah menjalani beberapa misi. Yang paling menjadi sorotan adalah saat kapal itu dikerahkan untuk mengangkut 900 orang eks pengikuti Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) pada 1 Februari 2016 silam.

KRI Teluk Penyu yang mengangkut warga eks Gafatar berangkat dari Pelabuhan Dwikora Pontianak menuju Pelabuhan Tanjung Priok sekitar pukul 10.00 WIB pada 30 Januari 2016.

Sebanyak 900 mantan pengikut Gafatar yang diangkut dan dipulangkan ke daerah asalnya sempat tinggal di tempat para transmigran di Pontianak, Kalimantan Barat. KRI Teluk Penyu 513 juga mengangkut barang-barang milik eks pengikut Gafatar.

KRI Teluk Penyu juga pernah menangkap kapal MV. Chokenavee 21 pada 21 September 2007. Saat itu, KRI Teluk Penyu-513 tengah melakukan patroli di perairan timur Indonesia dan menemukan kapal MV. Chokenavee 21 yang sedang melakukan penangkapan di perairan Indonesia.

Dari hasil pemeriksaan di dalam kapal MV. Chokenavee ditemukan kurang lebih 250 ton ikan campuran, alat tangkap pukat ikan, dan ABK berjumlah 39 orang yang semuanya berkewarganegaraan Thailand.

KRI Teluk Mandar

KRI Teluk Mandar juga merupakan jenis kapal angkut tank atau landing ship tank (LST) kelas Tacoma. Sama seperti 'saudaranya,' KRI Teluk Mandar dibangun oleh perusahaan Korea-Tacoma SY, Masan, Korea Selatan pada 1981.

KRI Teluk Mandar memiliki kemampuan menampung beban penuh hingga 5.570 ton. Kapal perang itu juga dioperasikan 117 orang awak kapal termasuk perwira dan dapat mengangkut 202 prajurit infanteri.

Kapal Teluk Mandar dilengkapi dengan persenjataan senapan mesin 3x40 mm, 2x20 mm, dan 2x12,7 mm.

Selain itu, kapal yang pelabuhan utamanya di Armada Barat TNI AL ini memiliki landasan helikopter pada bagian belakang untuk operasi udara.

KRI Teluk Mandar mempunyai panjang 100,2 meter (328 ft), lebar 15,4 meter (50,5 ft), dan draft 4,2 meter (13,7 ft) dengan Dengan bobot seberat 3,770 ton.

KRI Teluk Mandar digerakkan oleh dua shaft Diesel bertenaga 5.600 HP dan mampu melaju dengan kecepatan 15 knot.


https://nasional.kompas.com/read/2022/02/09/06190041/mengenang-jejak-kri-teluk-penyu-dan-teluk-mandar-yang-dijual

Terkini Lainnya

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke